A. DEFINISI ILMU EKONOMI
Kata
"ekonomi" berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos
yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan nomos yang berarti "peraturan, aturan, hukum,"
dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau
"manajemen rumah tangga." Berikut ini adalah beberapa definisi dari
ilmu ekonomi yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain :
1.
P.A.
Samuelson
“Economics is the study
of how societies use scare resources to produce valuable commodities and
distribute them among different people.”
Ilmu Ekonomi
adalah kajian bagaimana masyarakat menggunakan sumber daya yang langka untuk
memproduksi komoditi-komoditi berharga dan mendistribusikannya pada masyarakat
luas.
Selain itu dalam
Buku “Teori Pengantar Mikro Ekonomi”
yang ditulis oleh Sadono Sukirno tertulis bahwa P.A. Samuelson juga memberikan
definisi ilmu ekonomi sebagai berikut:
“Ilmu ekonomi adalah
suatu studi mengenai individu-individu dan masyarakat membuat pilihan, dengan
atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya yang
terbatas- tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan
berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan
komsumsi, sekarang dan di masa datang, kepada berbagai individu dan golongan
masyarakat.”
2.
Adam
Smith
Ilmu ekonomi secara sistemtis mempelajari tingkah laku
manusia dalam usahanya untuk mengalokasikan sumber-sumber daya yang terbatas
guna mencapai tujuan tertentu.
3.
Karl E. Case
Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana individu dan masyarakat
memilih penggunaan sumber daya langka yang telah disediakan oleh alam dan
generasi sebelumnya.
4.
Imamul Arifin
Ilmu ekonmi adalah
ilmu yang mempelajari bagaimana manusia melakukan tindakan pemilihan terhadap
berbagai alternatif.
5.
M.Manulang
Ilmu ekonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari masyarakat
dalam usahanya untuk mencapai kemakmuran (kemakmuran suatu keadaan dimana
manusia dapat memenuhi kebutuhannya, baik barang-barang maupun jasa).
6. Menurut Lipsey
Ilmu ekonomi adalah suatu studi
tentang pemanfaatan sumber daya yang langka untuk memenuhi kebutuhan manusia
yang tidak terbatas.
Kesimpulan
“Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang
mempelajari orang dan masyarakat dalam memilih cara pemanfaatkan sumber daya
yang terbatas (langka) dan memiliki beberapa alternatif cara penggunaan, untuk
memproduksi berbagai komoditi dan kemudian menyalurkannya berbagai individu dan
kelompok yang ada dalam suatu masyarakat.”
B.
PRINSIP ILMU EKONOMI
Prinsip ekonomi adalah mendapatkan sesuatu yang terbaik dengan
pengorbanan yang sekecil-kecilnya. Prisip ilmu ekonomi menurut Prof. Gregory
Mankiw :
- Masyarakat berhadapan dengan trade off
(pertukaran)
Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang selalu menghadapi suatu
pertukaran. Untuk memperoleh sesuatu seseorang harus memberikan sesuatu sebagai
suatu pertukaaran.
- Cost adalah sesuatu
yang dikorbankan untuk mendapatkan sesuatu
Dalam mengambil keputusan untuk melakukan pertukaran seseorang perlu membandingkan
biaya dan keuntungan dari suatu pertukaran. Untuk mendapatkan keuntungan dari
sesuatu, orang tersebut harus mengeluarkan biaya. Biaya di sini tidak hanya
diartikan sebagai uang, namun juga waktu, tenaga, dll.
- Masyarakat yang rasional berpikir atas dasar
margin
Perubahan Marginal adalah
penyesuaian dalam bentuk peningkatan kecil dalam sebuah tindakan. Masyarakat
membuat keputusan berdasarkan perbandingan marginal biaya dan keuntungan.
Masyarakat yang rasional hanya akan bertindak apabila keuntungan yang diperoleh
melebihi biaya yang dikeluarkan.
- Masyarakat merespons insentif
Insentif meruapakan sesuatu yang memicu seseorang untuk melakukan
sesuatu. Insentif sangat penting dalam analisis pasar. Kenaikan harga suatu
produk bisa menyebabkan penurunan tingkat konsumsi dari masyarakat. Namun
kenaikan harga juga bisa menyebabkan produsen untuk meningkatkan produksi.
- Perdagangan menguntungkan semua orang
- Pasar adalah salah satu cara yang tepat dalam
mengelola kegiatan ekonomi
- Pemerintah
Dapat Memicu Peningkatan Kegiatan Pasar
Kegagalan Pasar terjadi jika
pasar gagal mengalokasikan sumberdaya secara efisien. Ketika pasar gagal,
pemerintah dapat melakukan intervensi untuk memicu efisiensi dan ekuitas.
- Standar
hidup suatu negara dipengaruhi oleh tingkat produksi negara tersebut
Pertumbuhan tingkat produksi
suatu negara mencerminkan pertumbuhan pendapatan rata-rata negara tersebut.
- Harga
meningkat jika pemerintah mencetak uang terlalu banyak.
Inflasi adalah peningkatan
harga secara umum dalam perekonomian. Salah satu sebab inflasi adalah
pertumbuhan jumlah uang. Ketika pemerintah mencetak uang dlm jumlah banyak maka
akan menyebabkan nilai uang menjadi turun.
- Masyarakat
menghadapi tradeoff jangka pendek di antara inflasi dan pengangguran
C. CABANG ILMU EKONOMI
Secara garis besar ilmu
ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu ekonomi mikro (Mikroekonomi) dan ilmu
ekonomi makro (Makroekonomi). Pengertian dan perbedaan ekonomi makro dan
ekonomi mikro terletak pada ruang lingkup kajian ekonomi. Berikut
adalah pengertian
dan perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro:
1. Ekonomi
Makro
Ekonomi Makro, mengkaji mempelajari variabel ekonomi
secara agregat (keseluruhan). Variabel yang juga berdampak atas beragam
tindakan pemerintah antara lain: pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau
pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun
neraca pembayaran internasional.
Ruang lingkup kajian ekonomi makro adalah usaha
masyarakat dan pemerintah dalam mengelola faktor produksi secara efisien.
Landasan kajian ekonomi makro adalah teori Keynes Ekonomi makro memusatkan
perhatian pada usaha masyarakat sebagai satu kesatuan untuk melakukan efisiensi
dalam menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia.
2. Ekonomi
Mikro
Ekonomi Mikro, mempelajari variabel
ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga. Ekonomi mikro
juga mempelajari bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi
penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan
bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang
dan jasa selanjutnya.
Ruang lingkup kajian ekonomi mikro adalah produsen dan
konsumen. Produsen dan konsumen tersebut dalam dunia ekonomi yang nyata adalah
individu-individu pada rumah tangga keluarga, masyarakat, atau perusahaan.
1.
Perbedaan ekonomi mikro dan
ekonomi makro
No
|
Karakteristik
|
Ekonomi
Mikro
|
Ekonomi
Makro
|
1
|
Harga
|
Harga ialah nilai dari suatu
komoditas (barang tertentu saja).
|
Harga adalah nilai dari komoditas secara agregat
(keseluruhan)
|
2
|
Unit Analisis
|
Pembahasan tentang kegiatan
ekonomi secara individual. Contohnya permintaan dan dan penawaran,perilaku
konsumen, perilaku produsen, pasar,
penerimaan, biaya dan laba atau rugi perusahaan.
|
Pembahasan tentang kegiatan
ekonomisecara keseluruhan. Contohnya pendapatan nasional, pertumbuhan
ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi dan kebijakan ekonomi.
|
3
|
Tujuan Analisis
|
Lebih memfokuskan pada analisis
tentang cara mengalokasikan sumber daya agar dapat dicapai kombinasi yang
tepat.
|
Lebih memfokuskan pada analisis tentang pengaruh
kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhan.
|
II.
MASALAH POKOK PEREKONOMIAN
Masalah pokok perekonomian adalah
terbatasya alat pemuas, padahal kebutuhan manusia tidak terbatas sehingga
menyebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia
yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Dan
pada akhirnya menyebabkan masalah kelangkaan atau kekurangan. Sehingga dua masalah pokok yang harus
dipecahkan yaitu:
1.
Kebutuhan manusia
Pada
dasarnya, manusia bekerja mempunyai tujuan tertentu, yaitu memenuhi kebutuhan.
Kebutuhan tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. selama hidup manusia
membutuhkan bermacam-macam kebutuhan, seperti makanan, pakaian, perumahan,
pendidikan, dan kesehatan. Kebutuhan dipengaruhi oleh kebudayaan, lingkungan,
waktu, dan agama. Semakin tinggi tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin
tinggi / banyak pula macam kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi.
Yang dimaksudkan dengan
kebutuhan masyarakat adalah keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi barang dan
jasa. Sebagian barang dan jasa ini diimportdari luar negeri. Tetapi kebanyakan
diproduksikan di dalam negeri. Keinginan untuk memperoleh barang dan jasa dapat
dibedakan kepada dua bentuk yaitu keinginan yang disertai oleh kemampuan untuk
membeli.atau yang dinamakan permintaan efektif dan keinginan yang tidak
disertai oleh kemampuan untuk membeli.
2.
Masalah kelangkaan
Masalah kelangkaan atau
kekurangan berlaku sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara (i) kebutuhan
masyarakat (ii) faktor-faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat.Faktor – faktor
produksi yang dapat digunakan untuk menghasilkan barang-barang tersebut adalah
relatif terbatas. Oleh karenanya masyarakat tidak dapat memperoleh dan menikmati
semua barangyang mereka butuhkan atau inginkan. Mereka perlu membuat dan
menentukan pilihan.
Sumber
daya alam dan jumlahnya sangat terbatas. SDA tersebut berangsur-angsur
berkurang, bahkan akan habis dalam memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karena itu,
mengakibatkan kelangkaan. Jadi, kelangkaan adalah terbatasnya macam dan SDA
yang ada untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Kelangkaan SDA tersebut disebabkan hal-hal sebagai berikut:
a.
Keterbatasan SDA
Alam merupakan pemberian Tuhan Yang Maha Esa, tidak semua pemberian
alam dapat berlangsung dikonsumsi maupun direproduksi. Oleh karena itu, manusia
dituntut dapat memanfaatkan SDA sebaik-baiknya.
b.
Bencana alam
Bencana alam merupakan peristiwa yang tidak dikehendaki
manusia. Namun, dalam kenyataannya hal ini terjadi, akibatnya merusak SDA dan
mengancam kehidupan manusia.
c.
Pertumbuhan penduduk
Penduduk
bertambah menurut deret ukur, sedangkan perekonomian bertambah menurut deret
hitung. Artinya, apabila penduduk dibiarkan secara alami, niscayaakan terjadi
ketidakseimbangan antara jumlah penduduk dan SDA yang ada.
d.
Perlambatan penerimaan teknologi
Penemuan teknologi dapat menghambat penggunaan sumber daya.
Semakin lambat ditemukan teknologi berarti semakin besar kemungkinan terjadi
pemborosan penggunaan SDA
e.
Ketidaksabaran manusia
Banyak kegiatan yang dilakukan manusia karena
ketidaksabarannya dapat berakibat berkurangnya SDA
f.
Terbatasnya kemampuan produsen
Tidak semua keinginan konsumen terpenuhi oleh produsen, hal
ini disebabkan oleh terbatasnya faktor-faktor produksi yang ada.
Masalah Pokok
Perekonomian Secara Global
Menurut
Samuelson (2003) Setiap masyarakat manusia, entah negara industri maju,
perekonomian dengan perencanaan terpusat, atau suku bangsa terasing, harus
memecahkan tiga masalah ekonomi yang mendasar. Yaitu:
1. Menentukan
komoditi apa yang akan dibuat
Komoditi
apa yang diproduksi dan berapa jumlahnya? Masyarakat harus menentukan berapa
banyak masing-masing barang dan jasa akan diproduksi dan kapan diproduksinya.
Apakah kita akan membuat pizza atau kemeja bermutu tinggi atau kemeja murah
dalam jumlah yang banyak?. Apakah kita akan menggunakan sember daya yang
terbatas untuk membuat banyak barang konsumsi (pizza)?. Atau apakah kita akan
membuat lebih sedikit barang konsumsi dan lebih banyak barang investasi
(misalnya mesin pembuat pizza)?, yang akan menaikkan produksi dan konsumsi di
kemudian hari.
2. Bagaimana
komoditi itu dibuat
Bagaimana
agar barang atau jasa tersebut dapat diterima di masyarakat. Selain itu,
harus menentukan pula siapa yang akan melakukan produksi, dengan sumber daya
apa, dan teknik produksi apa yang akan digunakan. Misalnya siapa yang bertani?
Apakah listrik dihasilkan dari minyak,
batu bara, atau matahari? Apakah pabrik akan dijalankan oleh manusia atau
robot?
3. Untuk
siapa komoditi itu dibuat
Selanjutnya
adalah siapa konsumen dari barang yang sudah diproduksi tersebut? Apakah
barang/ jasa tersebut benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat. Harus diketaui
pula, siapa
yang akan menikmati hasil dari aktivitas ekonomi? Apakah distribusi pendapatan
dan kesejahteraan sudah cukup adil dan layak? Bagaimana produksi nasional
dibagi diantara berbagai rumah tangga? Benarkah terdapat banyak orang miskin
dan sedikit orang kaya?.dan masih banyak lagi.
Sedangkan
menurut Adam Smith, Menurut ilmu ekonomi klasik, masalah pokok ekonomi
masyarakat dapat digolongkan kepada 3 permasalahan penting yaitu:
1.
Masalah
produksi
Untuk
mencapai kemakmuran, baranng-barang kebutuhan harus tersedia ditengah
masyarakat, karna masyarakat sangat hitrogen, maka barang-barang yang
tersediapun beragam jenisnya sehingga muncul permasalahan bagi produsen, yaitu
barang apa saja yang harus diproduksi
2.
Masalah distribusi
Agar
barang atau jasa yang di hasilkan dapat sampai kepada orang yang tepat,
dibutuhkan sarana dan prsarana distribusi yang baik
3.
Dan
masalah konsumsi.
Barang
hasil produksi yang telah didistribusikan kpd masyarakat idialnya dapat dipakai
atau dikonsumsi oleh masyarakat yang tepat dan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan yang tepat pula.
1. Menentukan
jenis barang dan jasa yang diproduksikan
Banyaknya kebutuhan manusia yang tidak sejalan
dengan jumlah barang dan jasa yang dapat dihasilkan karena keterbatasan faktor
produksi, sehingga masyarakat harus menentukan jenis barang dan jasa yang akan
mereka hasilkan. Untuk mengatasi masalah tersebut, produsen harus
mempertimbangkan dua hal:
a. Menentukan
jenis barang dan jasa yang harus dihasilkan.
b. Menentukan
jumlah produksi dari setiap barang dan jasa tersebut.
2. Menentukan
teknik produksi
Untuk menghasilkan suatu barang dan jasa harus
digunakan cara yang paling efektif dan efisien, tergantung pada keadaan
masyarakat tersebut. Di lain hal, keberadaan teknologi dapat meningkatkan
prodiuktivitas apabila digunakan dengan baik. Namun, penggunaan teknologi
tinggi bukan merupakan cara yang paling efisien dalam usaha memproduksikan
suatu barang dan jasa. Terlebih jika permintaan di masyarakat jauh lebih kecil
dari kemampuan minimal dari teknologi tersebut, yang akan menyebabkan suatu
pemborosan dan ongkos yang tinggi dalam suatu produksi barang dan jasa.
Sehingga, penggunaan teknologi ini harus disesuaikan. Tingkat teknologi di
dalam suatu negara tergantung pada:
a. Tingkat
kecanggihan alat-alat modal yang digunakan.
b. Tingkat
efesiensi tenaga kerja yang tersedia dalam masyarakat.
3. Menentukan
bentuk distribusi pendapatan
Proses produksi menciptakan pendapatan bagi seluruh
faktor produksi yang terlibat. Distribusi pendapatan yang tercipta ini merata
dan sesuai dengan corak distribusi pendapatan yang ideal. Sehingga, dalam suatu
analisa ekonomi, di samping diselidiki faktor-faktor yang menentukan pendapatan
dari masing-masing produksi, dianalisa pula cara-cara untuk menciptakan
distribusi pendapatan yang lebih merata.
4. Mempertinggi
efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi
Pada kenyataannya dapat dilihat bahwa faktor
produksi dalam setiap perekonomian tidaks elalu digunakan secara efisien. Hal
ini menyebabkan jumlah produk yang dihasilkan jauh lebih sedikit dari apabila
seluruh faktor produksi dimanfaatkan secara maksimal. Sehingga, masalah
ketidakefisienan dalam faktor produksi ini perlu diatasi, agar kesejahteraan
masyarakat akan meningkat, karena lebih banyak pendapatan dan kesempatan kerja
yang dapat diciptakan.
5. Menetukan
sebab dan cara mengatasi masalah kenaikan harga
ketidakefisienan faktor produksi dapat berakibat
pada kenaikan harga atau inflasi. Masalah inflasi ini berakibat tidak
menguntungkan bagi masyarakat para penerima pendapatan tetap mengalami
penyusutan dalam nilai ril pendapatannya dan penabung mengalami penyusutan
dalam nilai tabungan mereka. Sehingga, masalah kenaikan harga ini harus
diperhatikan.
6. Mempertinggi
efisiensi penggunaan tambahan faktor produksi
Dari masa ke masa, faktor produksi akan selalu
bertambah. Hal ini menyebabkan jumlah penduduk bertambah dua kali lipat dalam
kurun waktu 35 tahun. Sehingga, setiap perekonomian harus memikirkan cara-cara
menyediakan tambahan pekerjaan dan menggunakan sebaik-baiknya tenaga kerja.
Salah
satu jenis faktor produksi lain yang selalu bertambah dari masa ke masa adalah
alat modal. Alat modal ini harus digunakan seefisien mungkin untuk meningkatkan
tingkat produksi.
III. KEGIATAN EKONOMI
Kegiatan ekonomi adalah kegiatan seseorang,
perusahaan atau masyarakat untuk memproduksi barang dan jasa maupun
mengkonsumsinya. (M. Yunanto).Menurut
sudut pandang para ahli ekonomi, terdapat tiga aktifitas ekonomi, yaitu
kegiatan produksi, kegiatan konsumsi dan kegiatan pertukaran. (Beodiono 1982:1)
Faktor penggerak kegiatan ekonomi adalah kebutuhan
manusia. Kebutuhan manusia semakin bertambah dan bervariasi seiring dengan
berkembangnya peradaban manusia. Karakteristik kebutuhan manusia dalam analisis
teori ekonomi menjelaskan bahwa kebutuhan manusia cenderung tidak terbatas dan
setiap manusia mempunyai kecenderungan untuk memenuhi kebutuhannya itu. Di sisi
lain, sumberdaya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak
terbatas itu bersifat langka. Sehingga diperlukan cara (metode) tertentu untuk
dapat menggunakan sumberdaya yang terbatas tersebut agar dapat memenuhi
kebutuhan secara optimal. Di samping langka, sumberdaya yang ada juga
mengandung alternative penggunaan. Penentuan penggunaan sumberdaya untuk tujuan
tertentu akan mengorbankan kesempatan penggunaan sumberdaya tersebut untuk
tujuan yang lain. Kesempatan yang hilang karena memilih suatu alternative
pilihan, di dalam ekonomi, disebut opportunity
cost.
Keterbatasan sumberdaya yang dimiliki seseorang
mengakibatkan orang tersebut tidak mampu untuk memenuhi apa saja yang ia inginkan.
Dalam konsep ekonomi dibedakan antara kebutuhan (need) dan keinginan (want).
Kebutuhan (need) biasanya didasarkan
pada kenyataan seseorang mempunyai kemampuan untuk memenuhinya (mempunyai daya
beli). Sedangkan keinginan (want)
biasanya tidak didasarkan pada kemampuan untuk memenuhinya.
1. Pelaku Kegiatan Ekonomi
Setiap orang melakukan kegiatan ekonomi yang
berbeda-beda. Adapun pelaku kegiatan ekonomi dibedakan dalam tiga golongan,
yaitu rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah. Masing-masing golongan menjalankan
peranan yang sangat berbeda dalam suatu perekonomian.
a. Rumah
Tangga
Rumah tangga adalah pemilik berbagai
factor produksi yang tersedia dalam perekonomian. Sector ini menyediakan tenaga
kerja dan tenaga usahawan. Selain itu, sector ini memiliki factor-faktor
produksi lain, yaitu barang-barang modal, kekayaan alam, dan harga tetap
seperti tanah dan bangunan. Factor-faktor produksi tersebut selanjutnya akan
ditawarkan kepada sector perusahaan. Sebagai balas jasa terhadap penggunaan
berbagai jenis factor produksi tersebut, maka sector perusahaan akan memberikan
berbagai jenis pendapatan kepada sector rumah tangga. Balas jasa lain dapat
berupa tenaga kerja menerima gaji dan upah, pemilik alat-alat modal menerima
bunga, pemilik tanah dan harta tetap
Berbagai jenis pendapatan tersebut akan
digunakan oleh rumah tangga untuk dua tujuan. Tujuan pertama adalah untuk
membeli berbagai barang ataupun jasa yang diperlukannya. Dalam perekonomian
yang masih rendah taraf perkembangannya, sebagian besar pendapatan yang
dibelanjakan tersebut digunakan untuk membeli makanan dan pakaian, yaitu keperluan
sehari-hari yang paling pokok. Pada tingkat perkembangan ekonomi yang lebih
maju pengeluaran untuk makanan dan pakaian bukan lagi merupakan bagian yang
terbesar dari pengeluaran rumah tangga. Pengeluaran-pengeluaran lain seperti
untuk pendidikan, pengangkutan, perumahan, dan rekreasi menjadi sangat
bertambah penting. Disamping dibelanjakan, pendapatan yang diterima rumah
tangga akan dsimpan atau ditabung yang bertujuan untuk memperoleh bunga atau
dividen dan sebagai cadangan dalam menghadapi berbagai kemungkinan kesusahan di
masa depan.
b. Perusahaan
Perusahaan-perusahaan adalah organisasi
yang dikembangkan oleh seseorang atau sekumpulan orang dengan tujuan untuk
menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Seorang
atau sekumpulan orang tersebut dikenal sebagai pengusaha. Mereka adalah orang
yang memiliki keahlian keusahawan dan kegiatan mereka dalam perekonomian ialah
mengorganisasi factor-faktor produksi sedemikian rupa sehingga berbagai jenis
barang dan jasa yang diperlukan oleh sector rumah tangga dapat diproduksi
dengan cara yang sebaik-baiknya. Perusahaan memproduksi barang tersebut bukan
dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, melainkan untuk memperoleh
keuntungan.
Dalam analisis ekonomi, jika pengusaha
ingin memaksimumkan keuntungan, maka akan dipertimbangkan jumlah barang yang
perlu diproduksi dan cara memproduksinya berdasarkan keinginan untuk mencapai
keuntungan maksimum. Untuk memperoleh keuntungan maksimum, para pengusaha akan
menganalisis struktur biaya dan pendapatan total yang diharapkan. Dari segi
biaya, perusahaan akan mengusahakan agar biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi sejumlah barang tertentu diminimumkan. Dari segi pendapatan total,
pengusaha akan menentukan pada tingkat pendapatan total yang memberi perbedaan
terbesar antara pendapatan total dan biaya produksi. Melalui cara ini tingkat
produksi yang akan memberikan keuntungan maksimum dapat ditentukan.
Perusahaan-perusahaan dalam perekonomian
dapat dibedakan menjadi tiga golongan berdasarkan pada lapangan usaha yang
dijalankan, yaitu industri primer, industry sekunder, dan industry tertier.
Industry primer adalah perusahaan-perusahaan yang mengolah kekayaan alam dan
mengeksploitir factor-faktor produksi yang disediakan oleh alam, seperti kegiatan
pertambangan, pertanian, mengeksploitir hasil hutan, dan penangkapan ikan.
Industry sekunder adalah kegiatan-kegiatan yang tergolong dalam industry
primer, seperti perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang industry
(sepatu, baju, mobil, buku, dan sebagainya), mendirikan perumahan dan bangunan,
menyediakan air, listrik dan gas. Industry tertier adalah industry yang
menghasilkan jasa-jasa, yaitu perusahaan-perusahaan yang menyediakan
pengangkutan, menjalankan perdagangan, memberi pinjaman (lembaga-lembaga
keuangan), dan menyewakan bangunan (rumah dan toko).
c. Pemerintah
Dalam kegiatan perekonomian, yang
dimaksud dengan pemerintah adalah badan-badan pemerintah yang bertugas untuk
mengatur kegiatan ekonomi. Badan-badan tersebut termasuk diantaranya berbagai
departemen pemerintahan, badan yang mengatur penanaman modal, bank sentral,
parlemen, pemerintah daerah, angkatan bersenjata dan sebagainya. Badan-badan
tersebut akan mengawasi kegiatan rumah tangga dan perusahaan supaya mereka
melakukan kegiatan dengan cara yang wajar dan tidak merugikan masyarakat secara
keseluruhan.
Selain mengatur dan mengawasi
kegiatan-kegiatan ekonomi rumah tangga dan perusahaan, pemerintah juga
melakukan beberapa kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi yang dilakukan pemerintah
pada umumnya kurang meguntungkan bagi pihak swasta. Kegiatan tersebut salah
satunya adalah kegiatan mengembangkan prasarana ekonomi seperti jalan-jalan,
jembatan, pelabuhan dan lapangan terbang. Prasarana tersebut sesungguhnya
memiliki peranan penting dalam pengembangan kegiatan-kegiatan ekonomi lain
tetapi biaya yang diperlukan sangat besar dan tidak jarang modal yang
ditanamkan tidak dapat diperoleh kembali. Oleh sebab itu, kegiatan pengembangan prasarana tersebut
tidak menguntungkan bagi pihak swasta atau perusahaan-perusahaan. Kegiatan lain
yang dilakukan pemerintah adalah mengembangkan prasarana sosial seperti
institusi pendidikan, badan-badan penyelidikan, menjaga ketertiban dan keamanan
negara, dan menyediakan jasa-jasa yang penting peranannya dalam perekonomian
(jasa angkutan kereta api dan udara, menyediakan jasa pos, telepon dan
telegram, dan sebagainya).
Oleh karena pemerintah juga cukup aktif
dalam kegiatan perekonomian, maka sektor ekonomi dapat dibedakan menjadi dua
yaitu sektor pemerintah dan sektor swasta. Produksi sektor pemerintah berarti
hasil-hasil kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh badan-badan pemerintah,
sedangkan produksi sektor swasta berarti hasil-hasil kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan milik masyarakat. Untuk membiayai
pengeluarannya, pemerintah mengenakan berbagai jenis pajak kepada rumah tangga
dan perusahaan. Secara garis besar, pajak yang dipungut pemerintah dapat
dibedakan dalam dua golongan, yaitu pajak langsung dan pajak tak langsung.
Pajak langsung adalah pajak yang secara langsung dipungut atau dibebankan
kepada orang-orang atau badan-badan yang memperoleh pendapatan atau keuntungan
dalam kegiatan ekonomi. Jenis-jenis pajak yang tergolong dalam pajak langsung
adalah pajak pendapatan perseorangan dan pajak perusahaan. Sedangkan pajak tak
langsung adalah pajak yang dikenakan tanpa dikaitkan pada individu atau
perusahaan tertentu, seperti pajak penjualan dan pajak impor atau ekspor.
Selain dari pajak, pemerintah mendapat pendapatan dari pembayaran royalti yang
dipungut dari perusahaan-perusahaan yang mengeksploitasi kekayaan alam (seperti
minyak dan hasil hutan) dan dari keuntungan perusahaan-perusahaan yang dimiliki
pemerintah.
IV.
JENIS ANALISIS EKONOMI
1.
Ekonomi
Deskriptif
Analisis ekonomi yang menggambarkan
keadaan yang sebenarnya atau nyata dalam perekonomian. Setiap ilmu pengetahuan bertujuan untuk menganalisis
kenyataan yang wujud dalam semesta dan di dalam kehidupan manusia. Oleh sebab
itu , penting untuk mengetahui fakta-fakta mengenai kenyataan yang wujud. Ada
kalanya hal itu tidak mudah dilakukan. Di dalam ilmu social tidaklah mudah
untuk mengetahui sifat sebenarnya dari kenyataan yang wujud. Hal ini disebabkan
karena dalam masyarakat kenyataan yang wujud sangat berkaitan satu sam lain.
Sehingga sering sekali timbul kesukaran
untuk menggambarkan kenyataan yang sebenarnya berlaku dalam perekonomian.
Misalnya kita ingin mengetahui pengaruh kenaikan harga kepada kenaikan produksi
pangan. Ini sukar dijelaskan karena produksi pangan bukan saja dipengaruhi oleh
harganya tetapi oleh banyak factor-faktor lain seperti iklim, harga barang
lain, keadaan ekonomi, dan sebagainya.
2.
Teori
Ekonomi
Pandangan-pandangan
yang menggambarkan sifat-sifat hubungan yang nyata dalam kegiatan ekonomi, dan
ramalan atau perkiraan tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu keadaan
yang mempengaruhinya mengalami perubahan.
Dalam teori ekonomi juga digambarkan
sifat-sifat utama dari sistem ekonomi dan bagaimana sistem ekonomi berfungsi. Dalam teori ekonomi yang diterangkan adalah gambaran
umum dan yang disederhanakan mengenai kegiatan ekonomi dan sifat-sifat hubungan
ekonomi. Mengetahui kenyataan-kenyataan ekonomi saja belumlah cukup untuk
belajar ilmu ekonomi. Yang lebih penting lagi ialah menyusun kenyataan-kenyataan
in secara sistematik dan membuat gambaran-gambaran umum tentang kegiatan suatu
perekonomian dan komponen-komponennya. Tugas ini dijalankan oleh teori ekonomi.
Dengan mempelajari teori dan kekayaan, ilmu ekonomi sangat penting peranannya
dalam masyarakat.
3.
Ekonomi
Terapan (applied Ekonomi)
Bidang ilmu ekonomi ini juga disebut
ilmu ekonomi kebijakan, yaitu cabang ilmu ekonomi yang menelaah tentang
kebijakan yang perlu dilaksanakan untuk mengatasi masalah- masalah ekonomi.
Salah satu peranan teori ekonomi adalah
menjadi landasan dalam merumuskan kebijakan-kebijakan ekonomi. Bagaimana
bentuk-bentuk kebijakan yang harus dilaksanakan untuk mengatasi masalah-masalah
ekonomi yang dihadapi, dianalisis dalam ilmu ekonomi kebijakan. Dalam perekonomian tujuan yang ingin dicapai adalah :
1.
Mencapai
pertumbuhan ekonomi yang cepat.
2.
Menciptakan
kestabilitasan harga-harga.
3.
Mengatasi
masalah-masalah pengangguran.
4.
Mwujudkan
distribusi pendataan yang merata.
Dalam merumuskan
kebijakan ekonomi, pandangan yang menerangkan,”apa sebenarnya yang harus
diwujud,” yaitu pandangan yang dalam bahasa inggris dinamakan dengan istilah : value judgement, sangat penting
peranannya. Dalam perekonomian dihadapi masalah kekurangan bahan makanan adapun
kebijakan yang harus dilaksanakan dalam perekonomian adalah seseorang mungkin
berpendapat bahwa terbaik ialah menyediakan makanan. Yang lain berpendapat
bahwa kekurangan itu harus diatasi dengan menaikkan harga tetapi dalam jangka
panjang produksi dalam negri akan naik dan menggunakan tenaga kerja bertambah.
Kebijakan pertama berpendapat kepentingan konsumen perlu diutamakan, sedangkan
kebijakan kedua lebih mengutamakan kepentingan negara secara keseluruhan.
V.
ASUMSI
EKONOMI
Tanpa adanya pemisalan (asumsi)
sangat sukar sekali untuk menjelaskan sifat-sifat perhubungan di antara
berbagai variabel karena kegiatan ekonomi dan kehidupan perekonomian sangat
kompleks sifatnya. Suatu peristiwa dipengaruhi oleh berbagai macam faktor , dan
menerangkan bagaimana berbagai faktor tersebut akan mempengaruhi peristiwa itu
menjadi sangat rumit. Maka gambaran yang lebih sederhana mengenai bagaimana
perkaitandiantara suatu peristiwa dengan faktoryang mempengaruhinya harus
dibuat. Biasanya yang diterangkan ialah bagaimana sifat perkaitan diantara
peristiwa itu dengan faktor-faktor yang terpenting yang mempengaruhinya. Ini
berarti teori harus membuat penyedehanaan ke atas kejadian yang sebenarnya
dalam masyarakat. Penyedehanaan itu dilakukan dengan membuat pemisalan (asumsi). Beberapa asumsi yang menjadi
patokan dasar dari berbagai teori ekonomi mikro yaitu : asumsi umum dan asumsi
khusus.
A.
Asumsi
Umum
1. Asumsi Rasionalitas
Asumsi ini berlaku untuk semua teori ekonomi. Para pelaku
ekonomi diasumsikan bersifat rasional;
biasanya disebut Homo economicus atau
homo economic man.Penggunaan asumsi
ini pada teori konsumen terwujud dalam bentuk asumsi,bahkan rumah tangga keluarga senantiasa
berusaha untuk memaksimumkan kepuasan (utility
maximization assumption).Begitu
juga dengan rumah tangga produsen, dia pasti juga akan berusaha memaksimalkan
keuntungan (profit maximization assumption).
Contohnya dalam sebuah toko elektronik yang menjual
televisi tentunya penjual sudah punya harapan televisi mana yang dia harapkan akan dibeli pelanggan. Dengan
pemikiran itu dia akan melakukan penataan televisi dengan berbagai merk sedemikian rupa namun tetap
dengan konsep menitikberatkan pandangan pembeli pada merk yang dia inginkan
untuk terjual. Hal ini bisa dilakukan karena secara rasional penjual tahu daya
tarik seperti apa yang diinginkan pembeli. Dengan begitu ketika pembeli sudah
benar – benar sangat berminat pada merk tersebut maka penjual bisa menetapkan
harga sesuai keuntungan yang dia mau. Begitu juga dengan pembeli dia akan
merasa puas karena secara rasionalnya dia merasa telah memilih televisi yang terbaik diantara semua merk yang ada di toko tersebut.
2.
Laba Maksimum (Profit Maximizing)
Setiap
teori merupakan abstraksi realitas dan didasarkan pada beberapa asumsi. Teori
yang baik tentu mampu menghendaki asumsi yang realitas dan logis. Adapun asumsi
yang paling sering digunakan dalam ilmu ekonomi adalah semua agen ekonomi (economic
agents) termasuk didalamnya produsen, konsumen dan pemerintah, ingin
memaksimumkan kepuasan, profit, kesejahteraan dan sebagainya. Kalau harus
merugi maka agen ekonomi tersebut berusaha meminimumkan kerugiannya. Seluruh
hal ini sejalan dengan prinsip rasionalitas, bagi semua pihak yang terlibat
dalam kegiatan ekonomi dianggap rasional, konsisten dan dengan prinsip
maksimisasi. Untuk mengetahui apakah semua usaha yang dilakukan akan
mendapatkan laba maksimum maka ada dua syarat yaitu:
a.
Syarat Perlu (Necessary
Condition)
Syarat
ini menggunakan asumsi bahwa turunan pertama persamaan tersebut nilainya sama
dengan nol. Jadi untuk mengetahui apakah suatu perusahaan menghasilkan laba maksimum,
maka digunakan definisi sebagai berikut:
Dimana
jika q < q’, maka laba yang diperoleh masih dapat ditingkatkan. Sedangkan
jika q > q’, maka laba yang diperoleh cenderung menurun. Apabila output
sebesar q’ maka akan dapat turunan yang pertama sama dengan nol dengan
keuntungan minimum seperti terlihat pada gambar 1.3.(a). Bila outputnya sebesar
q’b turunan pertamanya juga sama dengan nol namun titik tersebut merupakan
titik belok saja, seperti pada gambar 1.3. (b)
b. Syarat Cukup (Sufficient Condition)
Syarat ini menunjukkan nilai turunan kedua dari persamaan adalah
bernilai negatif. Jadi untuk memperoleh laba maksimum dipergunakan Syarat Perlu
(Necessary Condition) dan Syarat Cukup (Sufficient Condition).
Contoh penggunaan asumsi ini dalam kehidupan sehari –
hari adalah adanya voucher belanja gratis untuk minimal pembelanjaan tertentu
di sebuah supermarket. Tentu membingungkan bagaimana mungkin pihak supermarket
mau rugi memberikan voucher
gratis kepada pelanggan. Namun apabila dicermati ini hanya merupakan trik
pemancing dari pihak supermarket untuk mendapatkan laba yang lebih besar.
Pelanggan tentunya tidak sadar bahwa voucher belanja gratis yang dia dapatkan
tidak sebanding dengan pembelanjaan yang dia lakukan.
3.
Ceteris
paribus
Ceteris
paribus diambil dari bahasa Latin dan artinya “ hal-hal lainnya tidak mengalami
perubahan”. Asumsi Ceteris paribus diartikan sebagai hal-hal yang tidak
berhubungan dengan analisa dianggap konstan sehingga tidak mempengaruhi analisa
yang sedang dilaksanakan. Asumsi ini menyatakan bahwa perubahan hanyalah
variabel yang secara eksplisit dinyatakan berubah, sedangkan variabel-variabel
lainnya yang tidak disebutkan tidak mengalami perubahan, sepanjang dalam model
analisa tidak diasumsikan sebagai variabel yang nilainya ditentukan oleh
variabel lain harus dianggap tidak berubah.
Satu
contoh ceteris paribus yang paling sederhana diberikan oleh fungsi permintaan
berikut:
Persamaan di atas menunjukkan
hubungan antara dua faktor yaitu jumlah barang x yang diminta. q* d, ditentukan
oleh harga barang x, yaitu sebesar px, jika variabel-variabel lain dianggap
konstan. Dengan demikian ceteris paribus pada hubungan diatas menggambarkan
persamaan dengan mengetahui bahwa variabel lain tidak selalu konstan.
Dalam ilmu ekonomi, istilah ceteris paribus seringkali
digunakan sebagai suatu asumsi untuk menyederhanakan beragam formulasi dan
deskripsi dari berbagai anggapan ekonomi. Sebagai contoh, dapatlah dikatakan
bahwa:
Harga
dari daging sapi akan meningkat — ceteris paribus — bila kuantitas daging sapi
yang diminta oleh pembeli juga meningkat.
Dari contoh di atas, bisa kita pahami bahwa penggunaan
Ceteris Paribus adalah untuk menyatakan hubungan operasional antara harga dan
kuantitas suatu barang (daging sapi). Dalam contoh di atas Ceteris Paribus
hanya mengaitkan variabel “harga daging sapi” dengan satu variabel, yaitu
“kuantitas permintaan daging sapi” . Kondisi variabel lain kita asumsikan
tetap, jika mengalami kenaikan atau penurunan maka variabel lain akan ikut berubah mengikuti apa yang diasumsikan
tersebut, Ceteris Paribus. Variabel-variabel tersebut misalnya: harga barang
substitusi (misalnya harga daging ayam atau daging kambing), tingkat
penghindaran risiko para pembeli (misalnya ketakutan pada penyakit sapi gila),
atau adanya tingkat permintaan keseluruhan terhadap suatu barang tanpa
memperhatikan tingkat harganya (misalnya perpindahan masyarakat kepada
vegetarianisme).
Ceteris Paribus bisa digunakan dalam penentuan kebijakan yang
akan diambil untuk berbagai masalah
ekonomi. Karena dengan asumsi ini kita bisa lebih fokus dengan kepada
pemecahan masalah yang diharapkan.Tapi, disamping keuntungan yang bisa kita
peroleh dari Ceteris Paribus, asumsi ini juga memiliki kelemahan yang sangat
fatal. Hal itu dikarenakan asumsi ini hanya berfokus pada satu variabel
dan menganggap variabel lainnya akan
mengikuti pada variabel yang kita tentukan
sebelumnya. Padahal pada kenyataannya variabel lain tersebut belum pasti
sama dengan variabel yang kita tentukan sebelumnya. Sehingga akan selalu muncul
masalah lain ketika kita kita telah
selesai dengan masalah yang satu.
4.
Asumsi
Penyederhanaan
Walaupun
abstraksi sudah banyak mengurangi kompleksnnya permasalahan, agar supaya
permasalahannya lebih mudah
dianalisa dan dipahami, maka diperlukan penyederhanaan. Misalnya, kombinasi
konsumsi suatu barang agar memperoleh kepuasan yang sama. Yang dilakukan
konsumen adalah mengkombinasikan hanya dua barang. Contoh lainnya seperti yang ada di dalam teori
perdagangan internasional yang disebut comparative
advantage. Di dalam teori ini diasumsikan bahwa di dunia ini cuma ada dua
negara di dunia ini dan hanya ada dua produk yang dapat diperjualbelikan. Tentu
saja asumsi ini tidak terlalu kuat karena hal ini tidak benar di kehidupan
nyata. Namun ini diperlukan agar para kita dapat menyerap makna dari teori ini
dengan mudah melalui penyederhanaan.
B. Asumsi Khusus
1. Asumsi Ekuilibrium
Parsial
Yaitu
mengasumsikan tidak adanya hubungan timbal balik antara perbuatan-perbuatan
yang dilakukan oleh pelaku ekonomi dengan perekonomian dimana pelaku ekonomi
tersebut berada. Misalnya, sebagai akibat dari cita rasa , para konsumen
tiba-tiba mengurangi pengeluaran konsumsinya. Kalau tidak digunakan asas ekuilibrium parsial, maka dalam
pembuatan analisa kita harus memperhitungkan pengaruh penurunan pengeluaran
konsumsi tersebut pada pendapatan nasional, yang pada gilirannya akan
berpengaruh juga terhadap pola pengeluaran para konsumen tersebut. Dengan
menggunakan asumsi ekuilibrium parsial,
kemungkinan adanya unsur pemantulan semacam ini tidak kita perhatikan.
Sebagai contohnya pada saat ada kenaikan harga cabai,
penjual rujak keliling akan berusaha menurunkan penggunaan cabai. Yang biasanya
apabila ada pembeli yang memesan rujak pedas dia memberikan 10 cabai maka
dengan adanya kenaikan harga cabai dia mengganti ukuran pedas dengan 7 atau 5
cabai. Perbedaan komposisi penggunaan cabai ini menurut asumsi ini tidak akan
mempengaruhi pembelian konsumen terhadap rujak yang dijual pembeli tersebut
karena diasumsikan pembeli tidak mempermasalahkan hal tersebut.
2.
Tidak
adanya hambatan atas proses penyesuaian.
Hambatan
yang dimaksudkan berupa faktor psikologis, sosiologis, politik dan sebagainya.
Misalnya : dengan kenaikan harga, ada kemungkinan kita enggan untuk
melakukannya. Kenyataan seperti ini diasumsikan tidak ada dalam studi ekonomi
mikro. Diasumsikan keadaan ekonomi akan mengikuti secara alamiah kenaikan harga
tersebut. Disini, hambatan psikologi diabaikan.
Contoh yang biasanya digunakan sebagai asumsi adalah
konsumsi beras dalam sebuah negara. Meskipun harga beras mengalami kenaikan
yang sangat tinggi, stok
beras akan tetap terjual karena memang beras merupakan bahan pangan utama yang
sangat dibutuhkan. Dengan asumsi ini disimpulkan bahwa pembeli akan dengan
sendirinya melakukan penyesuaian dengan perubahan harga yang ada. Sehingga
kenaikan harga beras dianggap bukan merupakan suatu hambatan.
VI.
KESIMPULAN
Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari orang
dan masyarakat dalam memilih cara pemanfaatkan sumber daya yang terbatas (langka)
dan memiliki beberapa alternatif cara penggunaan, untuk memproduksi berbagai
komoditi dan kemudian menyalurkannya berbagai individu dan kelompok yang ada
dalam suatu masyarakat.Prinsip ekonomi adalah mendapatkan sesuatu
yang terbaik dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya. Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua
yaitu ilmu
ekonomi mikro (Mikroekonomi) dan ilmu ekonomi makro (Makroekonomi).
Masalah
pokok perekonomian adalah terbatasya alat pemuas, padahal kebutuhan manusia
tidak terbatas sehingga menyebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia
yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Dan
pada akhirnya menyebabkan masalah kelangkaan atau kekurangan.
Kegiatan ekonomi adalah kegiatan seseorang,
perusahaan atau masyarakat untuk memproduksi barang dan jasa maupun
mengkonsumsinya. (M. Yunanto).
Menurut
sudut pandang para ahli ekonomi, terdapat tiga aktifitas ekonomi, yaitu
kegiatan produksi, kegiatan konsumsi dan kegiatan pertukaran. (Beodiono 1982:1). Jenis analisis ekonomi ada tiga yaitu, Ekonomi
Deskriptif, Teori Ekonomi dan Ekonomi Terapan.
Asumsi ekonomi terbagi atas dua yaitu asumsi umum dan
asumsi khusus. Asumsi umum terdiri dari Asumsi Rasionalitas, Laba
Maksimum (Profit Maximizing), Ceteris paribus dan Asumsi Penyederhanaan. Sedangkan Asumsi Khusus terdiri dari Asumsi Ekuilibrium Parsial danTidak adanya hambatan atas proses
penyesuaian.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Abdullah. 1992.Materi Pokok Pendidikan IPS-2: Buku 1, Modul 1, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan , PPPG Tertulis:Jakarta.
2.
Algifari. 2002. Ekonomi Mikro Teori
& Kasus. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN: Yogyakarta.
6.
Case, Karl E. & Ray
C. Fair.2007.Prinsip-Prinsip Ekonomi Edisi Ke-8 Jilid 1, Erlangga:Jakarta.
8.
Imamul, Arifin. 2007.Membuka Cakrawala Ekonomi. P.T setia purna
invest: Bandung.
9.
Samuelson,
A. 2003. Ilmu Mikro Ekonomi. PT.Media Global Education: Jakarta.
10. Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Mikroekonomi Edisi Kedua. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
11. Sukirno,
Sadono. 1997. Pengantar Teori
Mikroekonomi Edisi Kedua Cetakan Kesembilan. PT.
Raja Grafindo Persada:
Jakarta
12. Sukirno,
Sadono. 2011. Mikroekonomi Teori Pengantar Edisi 3. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.