Laman

Demam Lassa


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Rodentia adalah hewan pengerat yang memuliki banyak jenis, yaitu ada aquatic rodent (rodent yang hisup di air), leaping rodent (rodent yang biasanya hidup di rumput atau padang pasir), tunneling rodent(rodent yang hidup di terowongan) dan tree-dwelling rodent (rodent yang hidup terutama di pohon).
Berdasarkan sudut ilmu kesehatan lingkungan, keempat jenis rodent tersebut perlu mendapatkan pengawasan yang seksama. Namun, pengawasan rodentia mengenal prioritas sehingga yang paling perlu untuk dilakukan pengawasan adalah golongan tunneling rodent. Hal tersebut dikarenakan, hewan pengerat golongan ini senang hidup di lingkungan pemukiman manusia (Yudhastuti, 2011:11).
Salah satu golongan tunneling rodent adalah tikus. Tikus merupakan hewan liar dari golongan mamalia dan dikenal sebagai hewan pengganggu dalam kehidupan manusia. Hewan pengerat dan pemakan segala jenis makanan (omnivora) ini sering menimbulkan kerusakan dan kerugian dalam kehidupan manusia antara lain dalam bidang pertanian, perkebunan, permukiman dan kesehatan. Tikus sudah mampu beradaptasi dengan baik serta menggantungkan dirinya pada kehidupan manusia dalam hal pakan dan tempat tinggal. Selain itu, tikus dapat membahayakan manusia karena mampu menularkan penyakit pada manusia.
Tikus mampu menularkan penyakit pada manusia dengan membawa benih penyakit, pinjal, kutu, bakteri dan parasit. Binatang dari suku Murides ini dikenal sebagai sumber beberapa penyakit zoonosis. Beberapa jenis penyakit yang ditularkan oleh tikus antara lain Pes/Plaque, Leptospirosis, Scub Typhus, Murine Thypus, Rat Bite Fever, Salmonellosis, Lymphatic Chorionmeningitis, Hantavirus Pulmonary Syndrome dan Lassa Fever.
 Lassa Fever atau demam berdarah lassa adalah salah satu jenis penyakit yang ditularkan oleh tikus dengan akibat yang berbahaya. Infeksi endemik terjadi di negara-negara Afrika Barat, dan menyebabkan 300-500.000 kasus setiap tahunnya dengan kematian sekitar 5.000 jiwa.
Data terbaru sedikitnya 40 orang telah meninggal di seluruh Nigeria akibat wabah demam berdarah lassa selama 6 minggu dan ada 397 kasus telah dilaporkan pada 22 februari 2012 lalu. Dari 397 kasus tersebut, ada 87 kasus yang telah dikonfirmasi positif oleh pejabat medis setempat. Jumlah tersebut bukanlah jumlah yang sedikit melihat  waktu kejadian yang hanya 6 minggu (Antara news).
Mikroba penyebab demam berdarah lassa dapat dimanfaatkan sebagai senjata biologis karena memiliki karakteristik sangat handal, dapat dibidikkan tepat ke sasaran, murah, awet, tidak begitu tampak, manjur, mudah diperoleh, dan mudah diangkut (Sudibya, 2012).
Penyakit demam berdarah lassa ini memang belum banyak dikenal di Indonesia. Namun, tidak menutup kemungkinan penyakit ini dapat juga menjadi wabah di Indonesia. Sebab, hewan pembawa penyakit ini adalah tikus yang juga telah banyak menyumbang kasus wabah penyakit zoonosis di wilayah Indonesia. Berdasarkan berbagai data diatas, penulis ingin melakukan sebuah studi pustaka mengenai penyakit demam berdarah lassa sebagai tambahan wawasan tentang penyakit tersebut.

1.2    Pembatasan dan Rumusan Masalah
Batasan masalah dalam penulisan makalah ini adalah tentang penyakit demam berdarah lassa. Maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
“ Apa pengertian penyakit Demam Berdarah Lassa, penyebabnya, bagaimana tikus sebagai vektor penyebab serta kemungkinan terjadinya di Indonesia?”

1.3    Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mempelajari mengenai penyakit demam berdarah lassa yang terdiri dari pengertian, penyebab, tikus sebagai vektor penyebab dan mengidentifikasi kemungkinan terjadi di Indonesia
1.3.2 Tujuan Khusus
1.       Mempelajari penyebab penyakit demam berdarah lassa
2.       Mempelajari bagaimana peran tikus sebagai vektor dalam penyakit demam berdarah lassa
4.       Mempelajari gejala penyakit demam berdarah lassa
5.       Mempelajari pengobatan penyakit demam berdarah lassa
6.       Mempelajari pencegahan penyakit demam berdarah lassa
7.       Mengidentifikasi kemungkinan terjadinya penyakit demam berdarah lassa

1.4    Manfaat
         Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah:
1.        Bagi Peneliti
Sebagai penambahan wawasan yang telah dimiliki khususnya dalam bidang pengendalian vektor dan rodent dan selain itu sebagai pemenuhan syarat Ujian Tengah Semester VII
2.        Bagi Pembaca
Sebagai penambahan wawasan dan dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pembelajaran selanjutnya.
















BAB II
 PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Demam Berdarah Lassa
Demam berdarah lassa adalah demam hemorrhagic virus akut yang pertama kali dideskripsikan tahun 1969 di kota Lassa, Nigeria. Kasus-kasus penyakit klinis lain telah dikenal lebih dari sati dekade sebelumnya namun tidak ada yang berhubungan dengan penyakit ini. Wabah penyakit ini telah diamati di Nigeria, Liberia, Sierra Leone, Guinea, dan Republik Afrika Tengah.
Seperti demam hemorrhagic lain, demam berdarah lassa juga dapat ditularkan langsung dari satu orang ke orang yang lain. Penularan tersebut dapat melalui kontak oleh udara, urin atau semen. Massa inkubasi demam berdarah lassa sekitar 10 hari (kisaran antara 3 sampai 21 hari).
Virus lassa dapat menginfeksi hampir setiap jaringan dalam tubuh manusia. Dimulai dari mukosa, usus, paru-paru dan sistem urin kemudian berkembang ke sistem vaskular.

2.2 Penyebab Demam Berdarah Lassa
Penyebab penyakit demam berdarah lassa seperti telah disebutkan diatas adalah dikarenakan oleh infeksi virus secara akut. Virus penyebab penyakit demam berdarah lassa adalah Lassa Virus (LASV)/ Virus Lassa yang merupakan golongan arbovirus dengan genus arenavirus dan family arenaviridae. Virus ini merupakan jenis virus demam berdarah (Viral Hemorrhagic Fever/VHF) pada primata baik manusia maupun non manusia. Virus lassa merupakan virus RNA yang berantai tunggal dan ditemukan sekitar 30 tahun lalu.
Virus lassa ini dapat menetap dalam darah selama berbulan-bulan setelah sembuh, karena itu penggunaan serum bagi orang yang baru sembuh harus lebih berhati-hati.




Virus Lassa lebih jelas digambarkan pada hasil mikroskop berikut ini:
Gambar 1. Virus Lassa
Sumber: Enria Delia, dkk (2012)

2.3 Reservoir dan Transmisi Demam Berdarah Lassa
Demam berdarah lassa merupakan penyakit zoonosis yang berarti bahwa manusia terinfeksi dari kontak dengan hewan yang terinfeksi. Hewan reservoir atau host dari virus lassa adalah tikus dari genus Mastomys yaitu spesies Mastomys natalensis atau tikus multimammate. Mastomys yang terinfeksi virus ini umumnya tidak menjadi sakit. Tetapi mereka melepaskan virus dalam kotoran mereka berupa urin dan tinja.
     Demam berdarah lassa terjadi pada semua kelompok umur baik pada perempuan maupun pada laki-laki. Orang yang paling beresiko adalah mereka yang tinggal di daerah pedesaan dimana tikus Mastomys banyak ditemukan, terutama di daerah dengan sanitasi yang buruk dan di daerah padat penduduk. Secara lebih ringkas, gambaran peran tikus sebagai reservoir kejadian penyakit demam berdarah lassa ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 2. Siklus Transmisi Virus Lassa Dari Tikus ke Manusia
Sumber: Enria Delia, dkk (2012)

Manusia biasanya terinfeksi virus Lassa dari paparan kotoran tikus Mastomys yang terinfeksi dengan cara kontak/paparan langsung dengan kotoran tersebut, misalnya dengan menyentuh kotoran yang terinfeksi. Virus Lassa juga dapat menyebar antara manusia melalui kontak langsung dengan darah, urin, feses atau cairan tubuh lainnya dari seorang dengan demam berdarah lassa.
Sebenarnya belum ada bukti epidemiologis yang mendukung penyebaran virus melalui udara antara manusia. Virus tersebut dapat pula disebarkan melalui peralatan medis yang terkontaminasi seperti jarum suntik yang digunakan kembali dan dapat pula melalui transmisi seksual.


2.4 Gejala Demam Berdarah Lassa           
Sekitar 80% dari infeksi pada manusia tidak menunjukkan gejala, 20 % kasus menunjukkan gejala/penyakit  yang berat/  parah mempengaruhi  multi sistem, di mana virus mempengaruhi beberapa organ dalam tubuh, seperti limpa, hati dan ginjal.
Masa inkubasi Demam Berdarah Lassa berkisar 6-21 hari. Timbulnya penyakit ini biasanya bertahap, dimulai dengan demam, kelemahan umum, dan malaise. Setelah beberapa hari timbul sakit kepala,, sakit tenggorokan, nyeri otot, nyeri dada, mual, muntah, diare, batuk, dan perut dapat mengikuti. Pada keadaan yang berat  berlanjut dengan gejala  wajah bengkak, timbul cairan dalam rongga paru-paru, perdarahan dari mulut, hidung, vagina atau saluran pencernaan, dan tekanan darah rendah, adanya protein  dalam urin (Proteinuria). Pada tahap akhir dari penyakit dapat terjadi shock, kejang, tremor, disorientasi, dan koma. Tuli terjadi pada 25% pasien pada masa pemulihan setelah 1-3 bulan. Transient rambut rontok dan gangguan gaya berjalan mungkin terjadi selama pemulihan. Berikut ini disajikan gambaran presentase tanda dan gejala yang terjadi pada demam berdarah lassa.

Gambar 3. Persentase Gejala dan Tanda Demam Berdarah Lassa
Sumber: CDC (2012)
Secara klinis, demam berdarah lassa sulit dibedakan dari demam hemorrhagic lain, seperti infeksi oleh virus ebola dan virus marburg dan juga dari penyakit demam yang lebih umum seperti malaria.

2.5 Diagnosis Demam Berdarah Lassa
Demam Berdarah Lassa sangat bervariasi dan non-spesifik, diagnosis secara klinis sering sulit untuk dilakukan, terutama pada awal perjalanan penyakit. Demam Berdarah Lassa sulit untuk dibedakan dari banyak penyakit lainnya yang menyebabkan demam, termasuk malaria, Shigellosis, demam tipus, demam kuning dan demam berdarah virus.
Diagnosis pasti hanya dapat dilakukan dengan pengujian  di laboratorium yang sangat khusus. Spesimen laboratorium mungkin berbahaya dan harus ditangani dengan sangat hati-hati. Demam Berdarah Lassa didiagnosis dengan deteksi antigen Lassa, antibodi anti-Lassa, atau teknik isolasi virus. ELISA test untuk antigen dan antibodi IgM memberikan 88% kepekaan dan 90% kekhususan untuk mengetahui adanya infeksi.

2.6 Pengobatan Demam Berdarah Lassa
Ribavirin obat antivirus adalah pengobatan yang efektif untuk demam Lassa jika diberikan pada awal perjalanan penyakit klinis. Tidak ada bukti untuk mendukung peran ribavirin sebagai pengobatan profilaksis pasca pajanan untuk demam Lassa. Ribavirin adalah obat yang sepertinya mengganggu replikasi virus dengan menghambat sintesis asam nukleat.

2.7 Pencegahan Demam Berdarah Lassa  
Pencegahan demam berdarah lassa dapat dilakukan dengan melakukan promosi tentang kebersihan masyarakat yaitu dengan melakukan pengendalian tikus.
1.      Pemberantasan Tikus di Wilayah Pelabuhan
Dilaksanakan di daerah perimeter pel abuhan dengan teknik pemasangan perangkap, baik perangkap hidup ( cage trap), maupun perangkap mati (back break trap), dengan memelihara predator, memberikan poisoning (rodentisida), dan lokal fumigasi (dengan Posphine).

2.      Pemberantasan Tikus di Kapal dan di Peswat
Di kapal, dilakukan dengan fumigasi menggunakan fumigant yang direkomendasikan yaitu SO2 dan HCN (WHO, 1972), namun di Indonesia sesuai dengan SK DirJen PPM&PLP No. 716-I/PD.03.04.EI tanggal 19 Nopember 1990, tentang fumigan yang digunakan untuk fumigasi kapal dalam rangka penerbitan SKHT bagi kapal, adalah HCN, CH3 Br, dan SO2. Pada tahun 1998/1999 telah diterbitkan 42 sertifikat DC/SKHT dan 1.217 DEC/SKBHT ( Anonimus, 1999).
Di pesawat bahan fumigan yang direkomendasikan oleh WHO, hanyalah HCN (WHO, 1984).
Selain itu, pengendalian infeksi juga dapat dilakukan untuk mengurangi kejadian demam berdarah lassa yaitu Anggota keluarga dan petugas layanan kesehatan harus selalu berhati-hati untuk menghindari kontak dengan darah dan cairan tubuh sambil merawat orang sakit. Pencegahan dengan menggunakan pelindung untuk  perawat harus dilakukan secara rutin terhadap penularan virus Lassa. Namun, untuk keselamatan sebaiknya  pasien yang diduga demam Lassa harus dirawat di diruangan khusus “tindakan isolasi,” yang meliputi mengenakan pakaian pelindung seperti masker, sarung tangan, gaun, dan perisai wajah, dan sistematis sterilisasi peralatan yang terkontaminasi.

2.8 Identifikasi Kemungkinan Kejadian di Indonesia
Berdasarkan hasil mempelajari demam berdarah lassa yang telah menjadi wabah di Nigeria, dapat diidentifikasi bahwa demam berdarah lassa ini juga dapat terjadi di Indonesia. Hal tersebut didasarkan sebab virus memang mudah untuk menular dari orang ke orang yang lain. Selain itu, hewan reservoir virus lassa ini adalah tikus yang juga banyak terdapat di Indonesia terutama di daerah dengan sanitasi lingkungan yang buruk.



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.        Demam berdarah lassa adalah demam hemorrhagic virus akut yang disebabkan oleh Lassa Virus (LASV)/ Virus Lassa
2.        Hewan reservoir atau host dari virus lassa adalah tikus dari genus Mastomys yaitu spesies Mastomys natalensis atau tikus multimammate
3.        Sekitar 80% dari infeksi pada manusia tidak menunjukkan gejala, 20 % kasus menunjukkan gejala/penyakit  yang berat/  parah mempengaruhi  multi sistem, di mana virus mempengaruhi beberapa organ dalam tubuh, seperti limpa, hati dan ginjal.
4.        Ribavirin obat antivirus adalah pengobatan yang efektif untuk demam Lassa
5.        Pencegahan demam berdarah lassa dapat dilakukan dengan melakukan promosi tentang kebersihan masyarakat yaitu dengan melakukan pengendalian tikus.
6.        Berdasarkan hasil identifikasi studi pustaka ada kemungkinan demam berdarah lassa dapat terjadi di Indonesia.

3.2 Saran
1.        Untuk perumahan dengan jumlah penduduk yang padat disarankan untuk melakukan sanitasi lingkungan dengan baik dan benar.
2.        Bagi yang pernah melakukan kontak dengan tikus disarankan untuk segera melakukan diagnosa pada pelayanan kesehatan.









DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Apakah Demam Lassa Itu?. diakses dari http://www.news-medical.net/health/What-is-Lassa-Fever-%28Indonesian%29.aspx (Sitasi 24 Oktober 2012)
Anonim. Demam Berdarah Lassa. diakses dari http://wietf.wordpress.com/2011/06/09/demam-berdarah-lassa/ (Sitasi 24 Oktober 2012)
Arvin, Behrman Klirgman. 2000 .Ilmu Kesehatan Anak edisi 15. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Weller, F.Barbara. 2005 . Buku Saku Perawat edisi 22. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC
Yudhastuti, Ririh. 2011 .  Pengendalian Vektor dan Rodent. Surabaya: Pustaka Melati

Dasar Ilmu Ekonomi


I.                   ILMU EKONOMI

A.    DEFINISI ILMU EKONOMI
Kata "ekonomi" berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan nomos yang berarti "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Berikut ini adalah beberapa definisi dari ilmu ekonomi yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain :
1.      P.A. Samuelson
“Economics is the study of how societies use scare resources to produce valuable commodities and distribute them among different people.”
Ilmu Ekonomi adalah kajian bagaimana masyarakat menggunakan sumber daya yang langka untuk memproduksi komoditi-komoditi berharga dan mendistribusikannya pada masyarakat luas.
Selain itu dalam Buku “Teori Pengantar Mikro Ekonomi” yang ditulis oleh Sadono Sukirno tertulis bahwa P.A. Samuelson juga memberikan definisi ilmu ekonomi sebagai berikut:
“Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai individu-individu dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas- tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan komsumsi, sekarang dan di masa datang, kepada berbagai individu dan golongan masyarakat.”
2.      Adam Smith
Ilmu ekonomi secara sistemtis  mempelajari tingkah laku manusia dalam usahanya untuk mengalokasikan sumber-sumber daya yang terbatas guna mencapai tujuan tertentu.
3.      Karl E. Case
Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana individu dan masyarakat memilih penggunaan sumber daya langka yang telah disediakan oleh alam dan generasi sebelumnya.

4.      Imamul Arifin
Ilmu ekonmi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia melakukan tindakan pemilihan terhadap berbagai alternatif.
5.      M.Manulang
Ilmu ekonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari masyarakat dalam usahanya untuk mencapai kemakmuran (kemakmuran suatu keadaan dimana manusia dapat memenuhi kebutuhannya, baik barang-barang maupun jasa).
6.      Menurut Lipsey
Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang pemanfaatan sumber daya yang langka untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas.

Kesimpulan
 Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari orang dan masyarakat dalam memilih cara pemanfaatkan sumber daya yang terbatas (langka) dan memiliki beberapa alternatif cara penggunaan, untuk memproduksi berbagai komoditi dan kemudian menyalurkannya berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu masyarakat.”

B.     PRINSIP ILMU EKONOMI
Prinsip ekonomi adalah mendapatkan sesuatu yang terbaik dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya. Prisip ilmu ekonomi menurut Prof. Gregory Mankiw :
  1. Masyarakat berhadapan dengan trade off (pertukaran)
Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang selalu menghadapi suatu pertukaran. Untuk memperoleh sesuatu seseorang harus memberikan sesuatu sebagai suatu pertukaaran.
  1. Cost adalah sesuatu yang dikorbankan untuk mendapatkan sesuatu
Dalam mengambil keputusan untuk melakukan pertukaran seseorang perlu membandingkan biaya dan keuntungan dari suatu pertukaran. Untuk mendapatkan keuntungan dari sesuatu, orang tersebut harus mengeluarkan biaya. Biaya di sini tidak hanya diartikan sebagai uang, namun juga waktu, tenaga, dll.
  1. Masyarakat yang rasional berpikir atas dasar margin
Perubahan Marginal adalah penyesuaian dalam bentuk peningkatan kecil dalam sebuah tindakan. Masyarakat membuat keputusan berdasarkan perbandingan marginal biaya dan keuntungan. Masyarakat yang rasional hanya akan bertindak apabila keuntungan yang diperoleh melebihi biaya yang dikeluarkan.
  1. Masyarakat merespons insentif
Insentif meruapakan sesuatu yang memicu seseorang untuk melakukan sesuatu. Insentif sangat penting dalam analisis pasar. Kenaikan harga suatu produk bisa menyebabkan penurunan tingkat konsumsi dari masyarakat. Namun kenaikan harga juga bisa menyebabkan produsen untuk meningkatkan produksi.
  1. Perdagangan menguntungkan semua orang
  2. Pasar adalah salah satu cara yang tepat dalam mengelola kegiatan ekonomi
  3. Pemerintah Dapat Memicu Peningkatan Kegiatan Pasar
Kegagalan Pasar terjadi jika pasar gagal mengalokasikan sumberdaya secara efisien. Ketika pasar gagal, pemerintah dapat melakukan intervensi untuk memicu efisiensi dan ekuitas.
  1. Standar hidup suatu negara dipengaruhi oleh tingkat produksi negara tersebut
Pertumbuhan tingkat produksi suatu negara mencerminkan pertumbuhan pendapatan rata-rata negara tersebut.
  1. Harga meningkat jika pemerintah mencetak uang terlalu banyak.
Inflasi adalah peningkatan harga secara umum dalam perekonomian. Salah satu sebab inflasi adalah pertumbuhan jumlah uang. Ketika pemerintah mencetak uang dlm jumlah banyak maka akan menyebabkan nilai uang menjadi turun.
  1. Masyarakat menghadapi tradeoff jangka pendek di antara inflasi dan pengangguran



C.    CABANG ILMU EKONOMI
Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu ekonomi mikro (Mikroekonomi) dan ilmu ekonomi makro (Makroekonomi). Pengertian dan perbedaan ekonomi makro dan ekonomi mikro terletak pada ruang lingkup kajian ekonomi. Berikut adalah pengertian dan perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro:
1.      Ekonomi Makro
Ekonomi Makro, mengkaji mempelajari variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel yang juga berdampak atas beragam tindakan pemerintah antara lain: pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Ruang lingkup kajian ekonomi makro adalah usaha masyarakat dan pemerintah dalam mengelola faktor produksi secara efisien. Landasan kajian ekonomi makro adalah teori Keynes Ekonomi makro memusatkan perhatian pada usaha masyarakat sebagai satu kesatuan untuk melakukan efisiensi dalam menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia.

2.      Ekonomi Mikro
Ekonomi Mikro, mempelajari variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga. Ekonomi mikro juga mempelajari bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.
Ruang lingkup kajian ekonomi mikro adalah produsen dan konsumen. Produsen dan konsumen tersebut dalam dunia ekonomi yang nyata adalah individu-individu pada rumah tangga keluarga, masyarakat, atau perusahaan.



1.      Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro
No
Karakteristik
Ekonomi Mikro
Ekonomi Makro
1
Harga
Harga ialah nilai dari suatu komoditas (barang tertentu saja).
Harga adalah nilai dari komoditas secara agregat (keseluruhan)
2
Unit Analisis
Pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara individual. Contohnya permintaan dan dan penawaran,perilaku konsumen, perilaku produsen, pasar, penerimaan, biaya dan laba atau rugi perusahaan.
Pembahasan tentang kegiatan ekonomisecara keseluruhan. Contohnya pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi dan kebijakan ekonomi.
3
Tujuan Analisis
Lebih memfokuskan pada analisis tentang cara mengalokasikan sumber daya agar dapat dicapai kombinasi yang tepat.
Lebih memfokuskan pada analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhan.

           







II.                MASALAH POKOK PEREKONOMIAN

Masalah pokok perekonomian adalah terbatasya alat pemuas, padahal kebutuhan manusia tidak terbatas sehingga menyebabkan  ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Dan pada akhirnya menyebabkan masalah kelangkaan atau kekurangan.  Sehingga dua masalah pokok yang harus dipecahkan yaitu:
1.      Kebutuhan manusia
Pada dasarnya, manusia bekerja mempunyai tujuan tertentu, yaitu memenuhi kebutuhan. Kebutuhan tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. selama hidup manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan, seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan kesehatan. Kebutuhan dipengaruhi oleh kebudayaan, lingkungan, waktu, dan agama. Semakin tinggi tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin tinggi / banyak pula macam kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi.
Yang dimaksudkan dengan kebutuhan masyarakat adalah keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi barang dan jasa. Sebagian barang dan jasa ini diimportdari luar negeri. Tetapi kebanyakan diproduksikan di dalam negeri. Keinginan untuk memperoleh barang dan jasa dapat dibedakan kepada dua bentuk yaitu keinginan yang disertai oleh kemampuan untuk membeli.atau yang dinamakan permintaan efektif dan keinginan yang tidak disertai oleh kemampuan untuk membeli.
2.      Masalah kelangkaan
Masalah kelangkaan atau kekurangan berlaku sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara (i) kebutuhan masyarakat (ii) faktor-faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat.Faktor – faktor produksi yang dapat digunakan untuk menghasilkan barang-barang tersebut adalah relatif terbatas. Oleh karenanya masyarakat tidak dapat memperoleh dan menikmati semua barangyang mereka butuhkan atau inginkan. Mereka perlu membuat dan menentukan pilihan.
Sumber daya alam dan jumlahnya sangat terbatas. SDA tersebut berangsur-angsur berkurang, bahkan akan habis dalam memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karena itu, mengakibatkan kelangkaan. Jadi, kelangkaan adalah terbatasnya macam dan SDA yang ada untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Kelangkaan SDA tersebut disebabkan hal-hal sebagai berikut:
a.       Keterbatasan SDA
Alam merupakan pemberian Tuhan Yang Maha Esa, tidak semua pemberian alam dapat berlangsung dikonsumsi maupun direproduksi. Oleh karena itu, manusia dituntut dapat memanfaatkan SDA sebaik-baiknya.
b.      Bencana alam
Bencana alam merupakan peristiwa yang tidak dikehendaki manusia. Namun, dalam kenyataannya hal ini terjadi, akibatnya merusak SDA dan mengancam kehidupan manusia.
c.       Pertumbuhan penduduk
Penduduk bertambah menurut deret ukur, sedangkan perekonomian bertambah menurut deret hitung. Artinya, apabila penduduk dibiarkan secara alami, niscayaakan terjadi ketidakseimbangan antara jumlah penduduk dan SDA yang ada.
d.      Perlambatan penerimaan teknologi
Penemuan teknologi dapat menghambat penggunaan sumber daya. Semakin lambat ditemukan teknologi berarti semakin besar kemungkinan terjadi pemborosan penggunaan SDA
e.       Ketidaksabaran manusia
Banyak kegiatan yang dilakukan manusia karena ketidaksabarannya dapat berakibat berkurangnya SDA
f.       Terbatasnya kemampuan produsen
Tidak semua keinginan konsumen terpenuhi oleh produsen, hal ini disebabkan oleh terbatasnya faktor-faktor produksi yang ada.

Masalah Pokok Perekonomian Secara Global
Menurut Samuelson (2003) Setiap masyarakat manusia, entah negara industri maju, perekonomian dengan perencanaan terpusat, atau suku bangsa terasing, harus memecahkan tiga masalah ekonomi yang mendasar. Yaitu:
1.      Menentukan komoditi apa yang akan dibuat
Komoditi apa yang diproduksi dan berapa jumlahnya? Masyarakat harus menentukan berapa banyak masing-masing barang dan jasa akan diproduksi dan kapan diproduksinya. Apakah kita akan membuat pizza atau kemeja bermutu tinggi atau kemeja murah dalam jumlah yang banyak?. Apakah kita akan menggunakan sember daya yang terbatas untuk membuat banyak barang konsumsi (pizza)?. Atau apakah kita akan membuat lebih sedikit barang konsumsi dan lebih banyak barang investasi (misalnya mesin pembuat pizza)?, yang akan menaikkan produksi dan konsumsi di kemudian hari.
2.      Bagaimana komoditi itu dibuat
Bagaimana agar barang atau jasa tersebut dapat diterima di masyarakat. Selain itu, harus menentukan pula siapa yang akan melakukan produksi, dengan sumber daya apa, dan teknik produksi apa yang akan digunakan. Misalnya siapa yang bertani? Apakah  listrik dihasilkan dari minyak, batu bara, atau matahari? Apakah pabrik akan dijalankan oleh manusia atau robot?
3.      Untuk siapa komoditi itu dibuat
Selanjutnya adalah siapa konsumen dari barang yang sudah diproduksi tersebut? Apakah barang/ jasa tersebut benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat. Harus diketaui pula, siapa yang akan menikmati hasil dari aktivitas ekonomi? Apakah distribusi pendapatan dan kesejahteraan sudah cukup adil dan layak? Bagaimana produksi nasional dibagi diantara berbagai rumah tangga? Benarkah terdapat banyak orang miskin dan sedikit orang kaya?.dan masih banyak lagi.

Sedangkan menurut Adam Smith, Menurut ilmu ekonomi klasik, masalah pokok ekonomi masyarakat dapat digolongkan kepada 3 permasalahan penting yaitu:
1.      Masalah produksi
Untuk mencapai kemakmuran, baranng-barang kebutuhan harus tersedia ditengah masyarakat, karna masyarakat sangat hitrogen, maka barang-barang yang tersediapun beragam jenisnya sehingga muncul permasalahan bagi produsen, yaitu barang apa saja yang harus diproduksi
2.       Masalah distribusi
Agar barang atau jasa yang di hasilkan dapat sampai kepada orang yang tepat, dibutuhkan sarana dan prsarana distribusi yang baik
3.      Dan masalah konsumsi.
Barang hasil produksi yang telah didistribusikan kpd masyarakat idialnya dapat dipakai atau dikonsumsi oleh masyarakat yang tepat dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang tepat pula.
1.      Menentukan jenis barang dan jasa yang diproduksikan
Banyaknya kebutuhan manusia yang tidak sejalan dengan jumlah barang dan jasa yang dapat dihasilkan karena keterbatasan faktor produksi, sehingga masyarakat harus menentukan jenis barang dan jasa yang akan mereka hasilkan. Untuk mengatasi masalah tersebut, produsen harus mempertimbangkan dua hal:
a.       Menentukan jenis barang dan jasa yang harus dihasilkan.
b.      Menentukan jumlah produksi dari setiap barang dan jasa tersebut.
2.      Menentukan teknik produksi
Untuk menghasilkan suatu barang dan jasa harus digunakan cara yang paling efektif dan efisien, tergantung pada keadaan masyarakat tersebut. Di lain hal, keberadaan teknologi dapat meningkatkan prodiuktivitas apabila digunakan dengan baik. Namun, penggunaan teknologi tinggi bukan merupakan cara yang paling efisien dalam usaha memproduksikan suatu barang dan jasa. Terlebih jika permintaan di masyarakat jauh lebih kecil dari kemampuan minimal dari teknologi tersebut, yang akan menyebabkan suatu pemborosan dan ongkos yang tinggi dalam suatu produksi barang dan jasa. Sehingga, penggunaan teknologi ini harus disesuaikan. Tingkat teknologi di dalam suatu negara tergantung pada:
a.       Tingkat kecanggihan alat-alat modal yang digunakan.
b.      Tingkat efesiensi tenaga kerja yang tersedia dalam masyarakat.
3.      Menentukan bentuk distribusi pendapatan
Proses produksi menciptakan pendapatan bagi seluruh faktor produksi yang terlibat. Distribusi pendapatan yang tercipta ini merata dan sesuai dengan corak distribusi pendapatan yang ideal. Sehingga, dalam suatu analisa ekonomi, di samping diselidiki faktor-faktor yang menentukan pendapatan dari masing-masing produksi, dianalisa pula cara-cara untuk menciptakan distribusi pendapatan yang lebih merata.
4.      Mempertinggi efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi
Pada kenyataannya dapat dilihat bahwa faktor produksi dalam setiap perekonomian tidaks elalu digunakan secara efisien. Hal ini menyebabkan jumlah produk yang dihasilkan jauh lebih sedikit dari apabila seluruh faktor produksi dimanfaatkan secara maksimal. Sehingga, masalah ketidakefisienan dalam faktor produksi ini perlu diatasi, agar kesejahteraan masyarakat akan meningkat, karena lebih banyak pendapatan dan kesempatan kerja yang dapat diciptakan.
5.      Menetukan sebab dan cara mengatasi masalah kenaikan harga
ketidakefisienan faktor produksi dapat berakibat pada kenaikan harga atau inflasi. Masalah inflasi ini berakibat tidak menguntungkan bagi masyarakat para penerima pendapatan tetap mengalami penyusutan dalam nilai ril pendapatannya dan penabung mengalami penyusutan dalam nilai tabungan mereka. Sehingga, masalah kenaikan harga ini harus diperhatikan.
6.      Mempertinggi efisiensi penggunaan tambahan faktor produksi
Dari masa ke masa, faktor produksi akan selalu bertambah. Hal ini menyebabkan jumlah penduduk bertambah dua kali lipat dalam kurun waktu 35 tahun. Sehingga, setiap perekonomian harus memikirkan cara-cara menyediakan tambahan pekerjaan dan menggunakan sebaik-baiknya tenaga kerja.
Salah satu jenis faktor produksi lain yang selalu bertambah dari masa ke masa adalah alat modal. Alat modal ini harus digunakan seefisien mungkin untuk meningkatkan tingkat produksi.

III.       KEGIATAN EKONOMI
Kegiatan ekonomi adalah kegiatan seseorang, perusahaan atau masyarakat untuk memproduksi barang dan jasa maupun mengkonsumsinya. (M. Yunanto).Menurut sudut pandang para ahli ekonomi, terdapat tiga aktifitas ekonomi, yaitu kegiatan produksi, kegiatan konsumsi dan kegiatan pertukaran. (Beodiono 1982:1)
Faktor penggerak kegiatan ekonomi adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia semakin bertambah dan bervariasi seiring dengan berkembangnya peradaban manusia. Karakteristik kebutuhan manusia dalam analisis teori ekonomi menjelaskan bahwa kebutuhan manusia cenderung tidak terbatas dan setiap manusia mempunyai kecenderungan untuk memenuhi kebutuhannya itu. Di sisi lain, sumberdaya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas itu bersifat langka. Sehingga diperlukan cara (metode) tertentu untuk dapat menggunakan sumberdaya yang terbatas tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan secara optimal. Di samping langka, sumberdaya yang ada juga mengandung alternative penggunaan. Penentuan penggunaan sumberdaya untuk tujuan tertentu akan mengorbankan kesempatan penggunaan sumberdaya tersebut untuk tujuan yang lain. Kesempatan yang hilang karena memilih suatu alternative pilihan, di dalam ekonomi, disebut opportunity cost.
Keterbatasan sumberdaya yang dimiliki seseorang mengakibatkan orang tersebut tidak mampu untuk memenuhi apa saja yang ia inginkan. Dalam konsep ekonomi dibedakan antara kebutuhan (need) dan keinginan (want). Kebutuhan (need) biasanya didasarkan pada kenyataan seseorang mempunyai kemampuan untuk memenuhinya (mempunyai daya beli). Sedangkan keinginan (want) biasanya tidak didasarkan pada kemampuan untuk memenuhinya.
1.      Pelaku Kegiatan Ekonomi
Setiap orang melakukan kegiatan ekonomi yang berbeda-beda. Adapun pelaku kegiatan ekonomi dibedakan dalam tiga golongan, yaitu rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah. Masing-masing golongan menjalankan peranan yang sangat berbeda dalam suatu perekonomian.

a.       Rumah Tangga
Rumah tangga adalah pemilik berbagai factor produksi yang tersedia dalam perekonomian. Sector ini menyediakan tenaga kerja dan tenaga usahawan. Selain itu, sector ini memiliki factor-faktor produksi lain, yaitu barang-barang modal, kekayaan alam, dan harga tetap seperti tanah dan bangunan. Factor-faktor produksi tersebut selanjutnya akan ditawarkan kepada sector perusahaan. Sebagai balas jasa terhadap penggunaan berbagai jenis factor produksi tersebut, maka sector perusahaan akan memberikan berbagai jenis pendapatan kepada sector rumah tangga. Balas jasa lain dapat berupa tenaga kerja menerima gaji dan upah, pemilik alat-alat modal menerima bunga, pemilik tanah dan harta tetap
Berbagai jenis pendapatan tersebut akan digunakan oleh rumah tangga untuk dua tujuan. Tujuan pertama adalah untuk membeli berbagai barang ataupun jasa yang diperlukannya. Dalam perekonomian yang masih rendah taraf perkembangannya, sebagian besar pendapatan yang dibelanjakan tersebut digunakan untuk membeli makanan dan pakaian, yaitu keperluan sehari-hari yang paling pokok. Pada tingkat perkembangan ekonomi yang lebih maju pengeluaran untuk makanan dan pakaian bukan lagi merupakan bagian yang terbesar dari pengeluaran rumah tangga. Pengeluaran-pengeluaran lain seperti untuk pendidikan, pengangkutan, perumahan, dan rekreasi menjadi sangat bertambah penting. Disamping dibelanjakan, pendapatan yang diterima rumah tangga akan dsimpan atau ditabung yang bertujuan untuk memperoleh bunga atau dividen dan sebagai cadangan dalam menghadapi berbagai kemungkinan kesusahan di masa depan.
b.      Perusahaan
Perusahaan-perusahaan adalah organisasi yang dikembangkan oleh seseorang atau sekumpulan orang dengan tujuan untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Seorang atau sekumpulan orang tersebut dikenal sebagai pengusaha. Mereka adalah orang yang memiliki keahlian keusahawan dan kegiatan mereka dalam perekonomian ialah mengorganisasi factor-faktor produksi sedemikian rupa sehingga berbagai jenis barang dan jasa yang diperlukan oleh sector rumah tangga dapat diproduksi dengan cara yang sebaik-baiknya. Perusahaan memproduksi barang tersebut bukan dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, melainkan untuk memperoleh keuntungan.
Dalam analisis ekonomi, jika pengusaha ingin memaksimumkan keuntungan, maka akan dipertimbangkan jumlah barang yang perlu diproduksi dan cara memproduksinya berdasarkan keinginan untuk mencapai keuntungan maksimum. Untuk memperoleh keuntungan maksimum, para pengusaha akan menganalisis struktur biaya dan pendapatan total yang diharapkan. Dari segi biaya, perusahaan akan mengusahakan agar biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sejumlah barang tertentu diminimumkan. Dari segi pendapatan total, pengusaha akan menentukan pada tingkat pendapatan total yang memberi perbedaan terbesar antara pendapatan total dan biaya produksi. Melalui cara ini tingkat produksi yang akan memberikan keuntungan maksimum dapat ditentukan.
Perusahaan-perusahaan dalam perekonomian dapat dibedakan menjadi tiga golongan berdasarkan pada lapangan usaha yang dijalankan, yaitu industri primer, industry sekunder, dan industry tertier. Industry primer adalah perusahaan-perusahaan yang mengolah kekayaan alam dan mengeksploitir factor-faktor produksi yang disediakan oleh alam, seperti kegiatan pertambangan, pertanian, mengeksploitir hasil hutan, dan penangkapan ikan. Industry sekunder adalah kegiatan-kegiatan yang tergolong dalam industry primer, seperti perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang industry (sepatu, baju, mobil, buku, dan sebagainya), mendirikan perumahan dan bangunan, menyediakan air, listrik dan gas. Industry tertier adalah industry yang menghasilkan jasa-jasa, yaitu perusahaan-perusahaan yang menyediakan pengangkutan, menjalankan perdagangan, memberi pinjaman (lembaga-lembaga keuangan), dan menyewakan bangunan (rumah dan toko).
c.       Pemerintah
Dalam kegiatan perekonomian, yang dimaksud dengan pemerintah adalah badan-badan pemerintah yang bertugas untuk mengatur kegiatan ekonomi. Badan-badan tersebut termasuk diantaranya berbagai departemen pemerintahan, badan yang mengatur penanaman modal, bank sentral, parlemen, pemerintah daerah, angkatan bersenjata dan sebagainya. Badan-badan tersebut akan mengawasi kegiatan rumah tangga dan perusahaan supaya mereka melakukan kegiatan dengan cara yang wajar dan tidak merugikan masyarakat secara keseluruhan.
Selain mengatur dan mengawasi kegiatan-kegiatan ekonomi rumah tangga dan perusahaan, pemerintah juga melakukan beberapa kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi yang dilakukan pemerintah pada umumnya kurang meguntungkan bagi pihak swasta. Kegiatan tersebut salah satunya adalah kegiatan mengembangkan prasarana ekonomi seperti jalan-jalan, jembatan, pelabuhan dan lapangan terbang. Prasarana tersebut sesungguhnya memiliki peranan penting dalam pengembangan kegiatan-kegiatan ekonomi lain tetapi biaya yang diperlukan sangat besar dan tidak jarang modal yang ditanamkan tidak dapat diperoleh kembali. Oleh sebab itu,  kegiatan pengembangan prasarana tersebut tidak menguntungkan bagi pihak swasta atau perusahaan-perusahaan. Kegiatan lain yang dilakukan pemerintah adalah mengembangkan prasarana sosial seperti institusi pendidikan, badan-badan penyelidikan, menjaga ketertiban dan keamanan negara, dan menyediakan jasa-jasa yang penting peranannya dalam perekonomian (jasa angkutan kereta api dan udara, menyediakan jasa pos, telepon dan telegram, dan sebagainya).
Oleh karena pemerintah juga cukup aktif dalam kegiatan perekonomian, maka sektor ekonomi dapat dibedakan menjadi dua yaitu sektor pemerintah dan sektor swasta. Produksi sektor pemerintah berarti hasil-hasil kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh badan-badan pemerintah, sedangkan produksi sektor swasta berarti hasil-hasil kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan milik masyarakat. Untuk membiayai pengeluarannya, pemerintah mengenakan berbagai jenis pajak kepada rumah tangga dan perusahaan. Secara garis besar, pajak yang dipungut pemerintah dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu pajak langsung dan pajak tak langsung. Pajak langsung adalah pajak yang secara langsung dipungut atau dibebankan kepada orang-orang atau badan-badan yang memperoleh pendapatan atau keuntungan dalam kegiatan ekonomi. Jenis-jenis pajak yang tergolong dalam pajak langsung adalah pajak pendapatan perseorangan dan pajak perusahaan. Sedangkan pajak tak langsung adalah pajak yang dikenakan tanpa dikaitkan pada individu atau perusahaan tertentu, seperti pajak penjualan dan pajak impor atau ekspor. Selain dari pajak, pemerintah mendapat pendapatan dari pembayaran royalti yang dipungut dari perusahaan-perusahaan yang mengeksploitasi kekayaan alam (seperti minyak dan hasil hutan) dan dari keuntungan perusahaan-perusahaan yang dimiliki pemerintah.



















IV.             JENIS ANALISIS EKONOMI

1.      Ekonomi Deskriptif
Analisis ekonomi yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya atau nyata dalam perekonomian. Setiap ilmu pengetahuan bertujuan untuk menganalisis kenyataan yang wujud dalam semesta dan di dalam kehidupan manusia. Oleh sebab itu , penting untuk mengetahui fakta-fakta mengenai kenyataan yang wujud. Ada kalanya hal itu tidak mudah dilakukan. Di dalam ilmu social tidaklah mudah untuk mengetahui sifat sebenarnya dari kenyataan yang wujud. Hal ini disebabkan karena dalam masyarakat kenyataan yang wujud sangat berkaitan satu sam lain. Sehingga sering  sekali timbul kesukaran untuk menggambarkan kenyataan yang sebenarnya berlaku dalam perekonomian. Misalnya kita ingin mengetahui pengaruh kenaikan harga kepada kenaikan produksi pangan. Ini sukar dijelaskan karena produksi pangan bukan saja dipengaruhi oleh harganya tetapi oleh banyak factor-faktor lain seperti iklim, harga barang lain, keadaan ekonomi, dan sebagainya.
2.      Teori Ekonomi
Pandangan-pandangan yang menggambarkan sifat-sifat hubungan yang nyata dalam kegiatan ekonomi, dan ramalan atau perkiraan tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu keadaan yang mempengaruhinya mengalami perubahan.
Dalam teori ekonomi juga digambarkan sifat-sifat utama dari sistem ekonomi dan bagaimana sistem ekonomi berfungsi. Dalam teori ekonomi yang diterangkan adalah gambaran umum dan yang disederhanakan mengenai kegiatan ekonomi dan sifat-sifat hubungan ekonomi. Mengetahui kenyataan-kenyataan ekonomi saja belumlah cukup untuk belajar ilmu ekonomi. Yang lebih penting lagi ialah menyusun kenyataan-kenyataan in secara sistematik dan membuat gambaran-gambaran umum tentang kegiatan suatu perekonomian dan komponen-komponennya. Tugas ini dijalankan oleh teori ekonomi. Dengan mempelajari teori dan kekayaan, ilmu ekonomi sangat penting peranannya dalam masyarakat.
3.      Ekonomi Terapan (applied Ekonomi)
Bidang ilmu ekonomi ini juga disebut ilmu ekonomi kebijakan, yaitu cabang ilmu ekonomi yang menelaah tentang kebijakan yang perlu dilaksanakan untuk mengatasi masalah- masalah ekonomi.
Salah satu peranan teori ekonomi adalah menjadi landasan dalam merumuskan kebijakan-kebijakan ekonomi. Bagaimana bentuk-bentuk kebijakan yang harus dilaksanakan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi, dianalisis dalam ilmu ekonomi kebijakan. Dalam perekonomian tujuan yang ingin dicapai adalah :
1.      Mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat.
2.      Menciptakan kestabilitasan harga-harga.
3.      Mengatasi masalah-masalah pengangguran.
4.      Mwujudkan distribusi pendataan yang merata.
Dalam merumuskan kebijakan ekonomi, pandangan yang menerangkan,”apa sebenarnya yang harus diwujud,” yaitu pandangan yang dalam bahasa inggris dinamakan dengan istilah : value judgement, sangat penting peranannya. Dalam perekonomian dihadapi masalah kekurangan bahan makanan adapun kebijakan yang harus dilaksanakan dalam perekonomian adalah seseorang mungkin berpendapat bahwa terbaik ialah menyediakan makanan. Yang lain berpendapat bahwa kekurangan itu harus diatasi dengan menaikkan harga tetapi dalam jangka panjang produksi dalam negri akan naik dan menggunakan tenaga kerja bertambah. Kebijakan pertama berpendapat kepentingan konsumen perlu diutamakan, sedangkan kebijakan kedua lebih mengutamakan kepentingan negara secara keseluruhan.





V.                ASUMSI EKONOMI

            Tanpa adanya pemisalan (asumsi) sangat sukar sekali untuk menjelaskan sifat-sifat perhubungan di antara berbagai variabel karena kegiatan ekonomi dan kehidupan perekonomian sangat kompleks sifatnya. Suatu peristiwa dipengaruhi oleh berbagai macam faktor , dan menerangkan bagaimana berbagai faktor tersebut akan mempengaruhi peristiwa itu menjadi sangat rumit. Maka gambaran yang lebih sederhana mengenai bagaimana perkaitandiantara suatu peristiwa dengan faktoryang mempengaruhinya harus dibuat. Biasanya yang diterangkan ialah bagaimana sifat perkaitan diantara peristiwa itu dengan faktor-faktor yang terpenting yang mempengaruhinya. Ini berarti teori harus membuat penyedehanaan ke atas kejadian yang sebenarnya dalam masyarakat. Penyedehanaan itu dilakukan dengan membuat pemisalan  (asumsi). Beberapa asumsi yang menjadi patokan dasar dari berbagai teori ekonomi mikro yaitu : asumsi umum dan asumsi khusus.
A.    Asumsi Umum
1.      Asumsi Rasionalitas
            Asumsi ini berlaku untuk semua teori ekonomi. Para pelaku ekonomi diasumsikan bersifat rasional; biasanya disebut Homo economicus atau homo economic man.Penggunaan asumsi ini pada teori konsumen terwujud dalam bentuk asumsi,bahkan rumah tangga keluarga senantiasa berusaha untuk memaksimumkan kepuasan (utility maximization assumption).Begitu juga dengan rumah tangga produsen, dia pasti juga akan berusaha memaksimalkan keuntungan (profit maximization assumption).
Contohnya dalam sebuah toko elektronik yang menjual televisi tentunya penjual sudah punya harapan televisi mana yang dia harapkan akan dibeli pelanggan. Dengan pemikiran itu dia akan melakukan penataan televisi dengan berbagai merk sedemikian rupa namun tetap dengan konsep menitikberatkan pandangan pembeli pada merk yang dia inginkan untuk terjual. Hal ini bisa dilakukan karena secara rasional penjual tahu daya tarik seperti apa yang diinginkan pembeli. Dengan begitu ketika pembeli sudah benar – benar sangat berminat pada merk tersebut maka penjual bisa menetapkan harga sesuai keuntungan yang dia mau. Begitu juga dengan pembeli dia akan merasa puas karena secara rasionalnya dia merasa telah memilih televisi yang terbaik diantara semua merk yang ada di toko tersebut.
2.      Laba Maksimum (Profit Maximizing)
Setiap teori merupakan abstraksi realitas dan didasarkan pada beberapa asumsi. Teori yang baik tentu mampu menghendaki asumsi yang realitas dan logis. Adapun asumsi yang paling sering digunakan dalam ilmu ekonomi adalah semua agen ekonomi (economic agents) termasuk didalamnya produsen, konsumen dan pemerintah, ingin memaksimumkan kepuasan, profit, kesejahteraan dan sebagainya. Kalau harus merugi maka agen ekonomi tersebut berusaha meminimumkan kerugiannya. Seluruh hal ini sejalan dengan prinsip rasionalitas, bagi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ekonomi dianggap rasional, konsisten dan dengan prinsip maksimisasi. Untuk mengetahui apakah semua usaha yang dilakukan akan mendapatkan laba maksimum maka ada dua syarat yaitu:
a.       Syarat Perlu (Necessary Condition)
Syarat ini menggunakan asumsi bahwa turunan pertama persamaan tersebut nilainya sama dengan nol. Jadi untuk mengetahui apakah suatu perusahaan menghasilkan laba maksimum, maka digunakan definisi sebagai berikut:
Dimana jika q < q’, maka laba yang diperoleh masih dapat ditingkatkan. Sedangkan jika q > q’, maka laba yang diperoleh cenderung menurun. Apabila output sebesar q’ maka akan dapat turunan yang pertama sama dengan nol dengan keuntungan minimum seperti terlihat pada gambar 1.3.(a). Bila outputnya sebesar q’b turunan pertamanya juga sama dengan nol namun titik tersebut merupakan titik belok saja, seperti pada gambar 1.3. (b)

b.      Syarat Cukup (Sufficient Condition)
Syarat ini menunjukkan nilai turunan kedua dari persamaan adalah bernilai negatif. Jadi untuk memperoleh laba maksimum dipergunakan Syarat Perlu (Necessary Condition) dan Syarat Cukup (Sufficient Condition).
Contoh penggunaan asumsi ini dalam kehidupan sehari – hari adalah adanya voucher belanja gratis untuk minimal pembelanjaan tertentu di sebuah supermarket. Tentu membingungkan bagaimana mungkin pihak supermarket mau rugi memberikan voucher gratis kepada pelanggan. Namun apabila dicermati ini hanya merupakan trik pemancing dari pihak supermarket untuk mendapatkan laba yang lebih besar. Pelanggan tentunya tidak sadar bahwa voucher belanja gratis yang dia dapatkan tidak sebanding dengan pembelanjaan yang dia lakukan.
3.      Ceteris paribus
Ceteris paribus diambil dari bahasa Latin dan artinya “ hal-hal lainnya tidak mengalami perubahan”.  Asumsi Ceteris paribus diartikan sebagai hal-hal yang tidak berhubungan dengan analisa dianggap konstan sehingga tidak mempengaruhi analisa yang sedang dilaksanakan. Asumsi ini menyatakan bahwa perubahan hanyalah variabel yang secara eksplisit dinyatakan berubah, sedangkan variabel-variabel lainnya yang tidak disebutkan tidak mengalami perubahan, sepanjang dalam model analisa tidak diasumsikan sebagai variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain harus dianggap tidak berubah.
Satu contoh ceteris paribus yang paling sederhana diberikan oleh fungsi permintaan berikut:
Persamaan di atas menunjukkan hubungan antara dua faktor yaitu jumlah barang x yang diminta. q* d, ditentukan oleh harga barang x, yaitu sebesar px, jika variabel-variabel lain dianggap konstan. Dengan demikian ceteris paribus pada hubungan diatas menggambarkan persamaan dengan mengetahui bahwa variabel lain tidak selalu konstan.
Dalam ilmu ekonomi, istilah ceteris paribus seringkali digunakan sebagai suatu asumsi untuk menyederhanakan beragam formulasi dan deskripsi dari berbagai anggapan ekonomi. Sebagai contoh, dapatlah dikatakan bahwa:
Harga dari daging sapi akan meningkat — ceteris paribus — bila kuantitas daging sapi yang diminta oleh pembeli juga meningkat.
Dari contoh di atas, bisa kita pahami bahwa penggunaan Ceteris Paribus adalah untuk menyatakan hubungan operasional antara harga dan kuantitas suatu barang (daging sapi). Dalam contoh di atas Ceteris Paribus hanya mengaitkan variabel “harga daging sapi” dengan satu variabel, yaitu “kuantitas permintaan daging sapi” . Kondisi variabel lain kita asumsikan tetap, jika mengalami kenaikan atau penurunan maka variabel lain akan  ikut berubah mengikuti apa yang diasumsikan tersebut, Ceteris Paribus. Variabel-variabel tersebut misalnya: harga barang substitusi (misalnya harga daging ayam atau daging kambing), tingkat penghindaran risiko para pembeli (misalnya ketakutan pada penyakit sapi gila), atau adanya tingkat permintaan keseluruhan terhadap suatu barang tanpa memperhatikan tingkat harganya (misalnya perpindahan masyarakat kepada vegetarianisme).
Ceteris Paribus bisa digunakan dalam penentuan kebijakan yang akan diambil untuk berbagai masalah  ekonomi. Karena dengan asumsi ini kita bisa lebih fokus dengan kepada pemecahan masalah yang diharapkan.Tapi, disamping keuntungan yang bisa kita peroleh dari Ceteris Paribus, asumsi ini juga memiliki kelemahan yang sangat fatal. Hal itu dikarenakan asumsi ini hanya berfokus pada satu variabel dan  menganggap variabel lainnya akan mengikuti pada variabel yang kita tentukan  sebelumnya. Padahal pada kenyataannya variabel lain tersebut belum pasti sama dengan variabel yang kita tentukan sebelumnya. Sehingga akan selalu muncul masalah  lain ketika kita kita telah selesai dengan  masalah yang satu.
4.      Asumsi Penyederhanaan
Walaupun abstraksi sudah banyak mengurangi kompleksnnya permasalahan, agar supaya permasalahannya lebih mudah dianalisa dan dipahami, maka diperlukan penyederhanaan. Misalnya, kombinasi konsumsi suatu barang agar memperoleh kepuasan yang sama. Yang dilakukan konsumen adalah mengkombinasikan hanya dua barang. Contoh lainnya seperti yang ada di dalam teori perdagangan internasional yang disebut comparative advantage. Di dalam teori ini diasumsikan bahwa di dunia ini cuma ada dua negara di dunia ini dan hanya ada dua produk yang dapat diperjualbelikan. Tentu saja asumsi ini tidak terlalu kuat karena hal ini tidak benar di kehidupan nyata. Namun ini diperlukan agar para kita dapat menyerap makna dari teori ini dengan mudah melalui penyederhanaan.
B.     Asumsi Khusus
1.      Asumsi Ekuilibrium Parsial
Yaitu mengasumsikan tidak adanya hubungan timbal balik antara perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh pelaku ekonomi dengan perekonomian dimana pelaku ekonomi tersebut berada. Misalnya, sebagai akibat dari cita rasa , para konsumen tiba-tiba mengurangi pengeluaran konsumsinya. Kalau tidak digunakan asas ekuilibrium parsial, maka dalam pembuatan analisa kita harus memperhitungkan pengaruh penurunan pengeluaran konsumsi tersebut pada pendapatan nasional, yang pada gilirannya akan berpengaruh juga terhadap pola pengeluaran para konsumen tersebut. Dengan menggunakan asumsi ekuilibrium parsial, kemungkinan adanya unsur pemantulan semacam ini tidak kita perhatikan.
Sebagai contohnya pada saat ada kenaikan harga cabai, penjual rujak keliling akan berusaha menurunkan penggunaan cabai. Yang biasanya apabila ada pembeli yang memesan rujak pedas dia memberikan 10 cabai maka dengan adanya kenaikan harga cabai dia mengganti ukuran pedas dengan 7 atau 5 cabai. Perbedaan komposisi penggunaan cabai ini menurut asumsi ini tidak akan mempengaruhi pembelian konsumen terhadap rujak yang dijual pembeli tersebut karena diasumsikan pembeli tidak mempermasalahkan hal tersebut.
2.      Tidak adanya hambatan atas proses penyesuaian.
Hambatan yang dimaksudkan berupa faktor psikologis, sosiologis, politik dan sebagainya. Misalnya : dengan kenaikan harga, ada kemungkinan kita enggan untuk melakukannya. Kenyataan seperti ini diasumsikan tidak ada dalam studi ekonomi mikro. Diasumsikan keadaan ekonomi akan mengikuti secara alamiah kenaikan harga tersebut. Disini, hambatan psikologi diabaikan.
Contoh yang biasanya digunakan sebagai asumsi adalah konsumsi beras dalam sebuah negara. Meskipun harga beras mengalami kenaikan yang sangat tinggi, stok beras akan tetap terjual karena memang beras merupakan bahan pangan utama yang sangat dibutuhkan. Dengan asumsi ini disimpulkan bahwa pembeli akan dengan sendirinya melakukan penyesuaian dengan perubahan harga yang ada. Sehingga kenaikan harga beras dianggap bukan merupakan suatu hambatan.


VI.             KESIMPULAN
Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari orang dan masyarakat dalam memilih cara pemanfaatkan sumber daya yang terbatas (langka) dan memiliki beberapa alternatif cara penggunaan, untuk memproduksi berbagai komoditi dan kemudian menyalurkannya berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu masyarakat.Prinsip ekonomi adalah mendapatkan sesuatu yang terbaik dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya. Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu ekonomi mikro (Mikroekonomi) dan ilmu ekonomi makro (Makroekonomi).
Masalah pokok perekonomian adalah terbatasya alat pemuas, padahal kebutuhan manusia tidak terbatas sehingga menyebabkan  ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Dan pada akhirnya menyebabkan masalah kelangkaan atau kekurangan.
Kegiatan ekonomi adalah kegiatan seseorang, perusahaan atau masyarakat untuk memproduksi barang dan jasa maupun mengkonsumsinya. (M. Yunanto). Menurut sudut pandang para ahli ekonomi, terdapat tiga aktifitas ekonomi, yaitu kegiatan produksi, kegiatan konsumsi dan kegiatan pertukaran. (Beodiono 1982:1). Jenis analisis ekonomi ada tiga yaitu, Ekonomi Deskriptif, Teori Ekonomi dan Ekonomi Terapan.
Asumsi ekonomi terbagi atas dua yaitu asumsi umum dan asumsi khusus. Asumsi umum terdiri dari Asumsi Rasionalitas, Laba Maksimum (Profit Maximizing), Ceteris paribus dan Asumsi Penyederhanaan. Sedangkan Asumsi Khusus terdiri dari Asumsi Ekuilibrium Parsial danTidak adanya hambatan atas proses penyesuaian.







DAFTAR PUSTAKA
1.        Abdullah. 1992.Materi Pokok Pendidikan IPS-2: Buku 1, Modul 1, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , PPPG Tertulis:Jakarta.
2.        Algifari. 2002. Ekonomi Mikro Teori & Kasus. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN: Yogyakarta.
3.        Algo, Wijaya .http://iwak-pithik.blogspot.com/2011/12/masalah-pokok-dalam-ekonomi.html.  diakses pada 28 Februari 2012
4.        Andre, Jafri. 2011. Dasar-Dasar pengantar ilmu ekonomi. http://www.docstoc.com/docs/78462604/DASAR-DASAR-ILMU-EKONOMI-A
6.         Case, Karl E. & Ray C. Fair.2007.Prinsip-Prinsip Ekonomi Edisi Ke-8 Jilid 1, Erlangga:Jakarta.
7.        Gregory Mankiw,Principles of Microeconomics, United States:Thomson South-Western.2007 sitasi dari http://books.google.co.id/books?id=6SDqsNsILckC&pg=PP25&dq=economy+principle+gregory+mankiw&hl=id&sa=X&ei=FsdQT4rfA4ztrQe6mYS8DQ&ved=0CEoQ6AEwBQ#v=onepage&q=economy%20principle%20gregory%20mankiw&f=false tanggal 2 Maret 2011 jam 19.30
8.        Imamul, Arifin. 2007.Membuka Cakrawala Ekonomi. P.T setia purna invest: Bandung.
9.        Samuelson, A. 2003. Ilmu Mikro Ekonomi. PT.Media Global Education: Jakarta.
10.    Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Mikroekonomi Edisi Kedua. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
11.    Sukirno, Sadono. 1997. Pengantar Teori Mikroekonomi Edisi Kedua Cetakan Kesembilan. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta
12.    Sukirno, Sadono. 2011. Mikroekonomi Teori Pengantar Edisi 3. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.